Kamis 06 Aug 2020 05:14 WIB

BPRS Amanah Ummah Tetap Capai Target Semester I 2020

Per 30 Juni 2020, pendapatan tercatat 101,13 persen melebihi target.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
BPRS Amanah Ummah menerapkan sejumlah strategi sehingga bisa tetap tumbuh positif pada semester I 2020.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
BPRS Amanah Ummah menerapkan sejumlah strategi sehingga bisa tetap tumbuh positif pada semester I 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BPRS Amanah Ummah menerapkan sejumlah strategi sehingga bisa tetap tumbuh positif pada semester I 2020. Direktur BPRS Amanah Ummah, Abduh Khalid menyampaikan, kinerja BPRS masih bisa tumbuh positif meski mengalami penurunan.

"Masih tumbuh meski turun sedikit, dan sejumlah target juga masih tercapai," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (5/8).

Per 30 Juni 2020, pendapatan tercatat 101,13 persen melebihi target, yakni sebesar Rp 20,3 juta. Aset tercatat Rp 305,6 juta, mencapai 95,70 persen dari target Rp 319,4 juta. Realisasi pembiayaan mencapai 65 persen target sebesar Rp 10 juta dari target Rp 15,23 juta.

Abduh menyampaikan, pandemi Covid-19 sempat berdampak pada likuiditas di bulan April-Mei 2020. Namun, rasio likuiditas membaik hingga saat ini tidak ada masalah. BPRS Amanah Ummah juga mengajak diskusi nasabahnya sebelum menerapkan restrukturisasi.

"Saat yang lain gencar restrukturisasi, kami tidak langsung, kami tanya dulu nasabah sanggup membayar berapa," katanya.

Diskusi dengan nasabah membawa kesepakatan dua belah pihak. Nasabah dapat melakukan pembayaran cicilan hanya 80 persen atau 50 persen berdasarkan kesanggupan. Ini membuat BPRS tetap mendapat pemasukan. Saat kondisi mulai membaik pada Juni, nasabah baru datang sehingga restrukturisasi bisa dilakukan lebih masif.

Abduh mengatakan, pengajuan pembiayaan masih sangat banyak, yang menunjukkan perekonomian sektor UMKM masih bisa tumbuh. Terutama di ekosistem pedagang pasar. Pembiayaan UMKM di bidang sembako masih terus tumbuh pesat.

Namun demikian, Abduh menyatakan BPRS lebih selektif dalam penyaluran. Mayoritas nasabah, yakni sekitar 80-90 persen adalah UMKM yang berbasis di pasar. Ini juga yang menjadi sumber utama pendanaan.

"Sumber pendanaan kami berasal dari sektor pendidikan seperti kampus, dan pasar," katanya.

Dana murah BPRS Amanah Ummah mencapai 70 persen dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 276,6 juta. Abduh mengaku optimistis kinerja tahun 2020 masih tetap akan positif. Ia sendiri mengaku tidak terlalu membutuhkan bantuan dari pemerintah, seperti dalam kebijakan subsidi bunga, dan lainnya.

Rasio keuangan yang akan diwaspadai adalah rasio pembiayaan bermasalah yang meningkat. NPF BPRS Amanah Ummah biasanya berada di level tiga persen. Namun per Juni 2020, NPF tercatat 4,67 persen. Hingga akhir tahun, NPF akan dijaga di bawah tiga persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement