Kamis 06 Aug 2020 01:33 WIB

Pemkab Purwakarta akan Tata Sate Maranggi

Sentra kuliner sate maranggi menjadi salah satu destinasi wisata di Purwakarta

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Sate Maranggi
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Sate Maranggi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta berencana menata sentra kuliner Kampoeng Maranggi yang terletak di Kecamatan Plered. Sentra kuliner ini menjadi salah satu destinasi wisata di Purwakarta yang harus ditata dengan baik dan nyaman.

Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (KUPP) Kabupaten Purwakarta Karliati Djuanda mengatakan sentra sate maranggi memang menjadi salah satu ikon Purwakarta. Sate maranggi sebagai kuliner khas Purwakarta masih menjadi daya tarik wisatawan. Karenanya ke depannya akan dicoba untuk ditata sebagai wisata yang terintegrasi dengan potensi lainnya yang sedang digali seperti peternakan sapi dan domba hingga proses penyembelihannya.

“Akan kita tata disini (Sentra Sate Maranggi), nanti kita lihat kedepannya karena penyembelihan kan harus ada rekom juga dari peternakan syarat-syaratnya,” kata Karliati, Rabu (5/8).

Ia mengatakan untuk pembenahan dalam waktu dekat juga akan dilakukan. Dimulai dengan penataan tata letak pedagang juga pengecatan ulang bangunan agar terlihat lebih bagus dan rapi. Sehingga Kampoeng Maranggi ini bisa lebih nyaman bagi para pengunjung dan pecinta kuliner khas tradisional.

Menurutnya, penataan menjadi wisata terintegrasi akan dikoordinasikan bersama Dinas Pariwisata untuk menggali potensi yang bisa dikembangkan. Pihaknya ikut bertanggungjawab karena para pedagang yang berjualan di sentra berada di bawah naunga. Dinas KUPP.

”Kita dari sisi pedagangnya dan perwakilannya nanti sama pariwisata. Sebenarnya perdagangan di sini masih bagus, hanya pengurangan pada saat PSBB kemarin saja, malam minggu masih ramai,” tuturnya.

Ia menyebutkan berdasarkan data ada 96 pedagang legal yang memiliki izin berjualan di Sentra Maranggi Plered ini. 40 di antaranya merupakan pedagang sate maranggi. Nyatanya ada beberapa pedagang ilegal yang berjualan tapi tidak terdaftar di Dinas KUPP. Para pedagang ini akan ditertibkan agar Sentra Sate Maranggi tidak terlihat kumuh.

“Tapi penindakan (pedagang ilegal) kita juga harus dengan cara yang humanis,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota DPR RI asal Purwakarta yang juga mantan Bupati, Dedi Mulyadi memberi masukan agar Sentra Sate Maranggi ditata menjadi wisata integrasi. Ini mengingat potensi yang ada di sekitar lokasinya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kepariwisataan.

Dedi mengatakan Sentra Maranggi berada di dekat stasiun kereta api. Stasiun ini harus dimanfaatkan menjadi penarik daya minat wisatawan untuk datang.

“Ini kan potensinya sudah serba ada, tinggal megintegrasikan dan berani melakukan tindakan. Karena faktanya sekarang kumuh. karena kesadaran pedagangnya juga rendah. Kan pedagangnya gratis tapi hanya untuk nyapu saja malas,” kata Dedi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement