REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Amri Amrullah, Rr Laeny Sulistyawati
Persentase kasus positif atau positivity rate Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 7,4 persen dalam sepekan terakhir. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta, Widyastuti, hal ini menjadi peringatan bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan kota penyangga Jakarta.
Sebab, Widya menjelaskan, persentase tersebut melebihi batas ideal yang ditetapkan oleh WHO, yakni tidak melebihi 5 persen.
“Dalam seminggu terakhir (positivity rate) mencapai 7,4 persen. Artinya, itu menjadi warning (peringatan) untuk kita semua bahwa positivity rate di DKI meningkat,” kata Widya dalam webinar, Kamis (6/8).
Pemprov DKI Jakarta, sambung dia, tidak dapat bergerak sendiri untuk menekan angka persentase kasus positif Covid-19 tersebut. Dia menegaskan, angka tersebut didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan Covid-19 secara masif yang dilakukan oleh Pemprov DKI.
Oleh karena itu, Widya menilai, Pemprov DKI Jakarta membutuhkan dukungan dari pihak Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi sebagai kota penyangga untuk turut melakukan pemeriksaan Covid-19 secara masif. Sebab, dia menuturkan, mobilitas warga di Ibu Kota juga berasal dari daerah-daerah tersebut.
“Kendala utama adalah bagaimana mensinergikan Jakarta bersama dengan Bodetabek karenan tidak mungkin Jakarta bergerak sendiri. Dengan upaya testing kita yang luar biasa tanpa dibarengi dukungan dari (kota) tetangga kita, itu akan menyulitkan kita karena tidak akan selesai-selesai,” papar Widya.
Secara kumulatif, atau persentase dari total kasus, positivity rate Covid-19 di DKI juga masih sedikit di atas standar WHO, yakni sebesar 5,5 persen. Jumlah akumulatif kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta hingga Rabu (5/8) kemarin, sebanyak 23.266 orang. Dari total keseluruhan tersebut, tercatat 14.760 orang dinyatakan telah sembuh, 895 orang meninggal dunia, dan 7.611 masih menjalani perawatan atau isolasi.
Widya menjelaskan, positivity rate sebesar 5,5 persen itu didapat dari hasil pemeriksaan (testing) Covid-19 yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta secara masif. Dia mengungkapkan, berdasarkan standar yang ditetapkan WHO, dalam sepekan harus dilakukan pemeriksaan terhadap 10.645 orang. Sedangkan yang dilakukan DKI Jakarta sudah melampaui standar tersebut.
“Alhamdulillah, DKI Jakarta seminggu harapannya (memeriksa) 30 ribu sama 40 ribu (orang). Artinya, jumlah testing yang kita lakukan sesuai standar WHO, kita sudah melampaui dari standar sekitar 3,5 sampai 4 kali standar WHO,” ujarnya.
Pada pekan lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan, pihaknya saat ini bukanlah mengejar target menurunkan angka positif Covid-19 harian. Namun, giat menggencarkan mencari kasus positif Covid-19 khususnya bagi pengidap tanpa gejala sebanyak-banyaknya.
Konsekuensinya, angka kasus Covid-19 harian memang terlihat bertambah signifikan dan positivity rate naik signifikan. Namun, Anies menegaskan, semakin banyak ditemukan kasus baru, maka semakin cepat pula dilakukan isolasi sehingga menghindari penularan lebih banyak.
Anies pun pada 30 Juli kembali memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi untuk ketiga kalinya hingga dua pekan ke depan, atau sampai 13 Agustus 2020. Perpanjangan PSBB transisi ketiga kalinya ini ditengah jumlah kasus harian Covid-19 dan angka positivity rate yang naik dalam dua pekan terakhir.
"Kami memutuskan untuk kembali memperpanjang PSBB masa transisi ini di pas pertama untuk ketiga kalinya sampai dengan tanggal 13 Agustus 2020," ujar Anies dalam keterangan persnya, Kamis (30/7).
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui laju kasus positif virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) atau positivity rate di Indonesia tinggi. Bahkan, positivity rate di Indonesia lebih tinggi dibandingkan standar organisasi WHO.
"Jadi dapat dilihat di sini bahwa selama tiga pekan terakhir, jumlah orang yang diperiksa dan jumlah kasus positif cenderung meningkat. Ini adalah kabar kurang baik dan perhatian seluruh pihak yang ada di seluruh Indonesia," kata Wiku, Kamis (30/7) pekan lalu.
Wiku menambahkan, jika di bandingkan jumlah kasus positif Covid-19, dan jumlah orang yang diperiksa per harinya maka didapatkan positivity rate atau sebesar 13,3 persen per tanggal 29 Juli 2020.
"Positivity rate Indonesia 13,3 persen pada 29 Juli 2020 lebih tinggi dari standar WHO yaitu 5 persen. Jadi ini adalah peringatan perlunya kewaspadaan bagi kita bersama bahwa kita harus mampu menurunkan tingkat penularan di masyarakat," kata Wiku.