REPUBLIKA.CO.ID, Beirut, Ibu Kota Lebanon itu terletak di semenanjung barat Laut Mediterania, sekitar 94 km di utara dari perbatasan Lebanon-Israel. Beirut diapit oleh gunung-gunung di Lebanon khususnya dua bukit, yaitu al-Ashrafieh dan al-Musaytibah.
Daerah pemerintahan Beirut adalah seluas 18 km persegi dan wilayah metropolitannya seluas 67 km persegi. Kota ini didiami oleh 1,2 juta jiwa dan menjadi 2,1 juta jiwa bila termasuk daerah metropolitannya. Sebelum perang saudara Lebanon pecah, kota ini mendapat julukan "Paris di Dunia Timur" karena suasana kosmopolitannya.
Beirut memiliki sejarah yang cukup panjang. Sejarah tersebut dimulai sekitar 5.000 tahun yang lalu. Menurut Encyclopedia Britannica, kota kuno Beirut berasal dari nama Kanaan 'Bee'rot' yang berarti sumur.
Sumur ini merujuk pada air bawah tanah yang digunakan penduduk lokal untuk kebutuhan sehari-hari. Referensi sejarah pertama mengenai Beirut ada pada abad ke-14 SM yang terdapat di prasasti dengan tulisan rune dari 'Surat-surat Amarna'. Ammunira dari Biruta (Beirut) mengirim tiga surat kepada Fir'aun Mesir.
Bangsa yang pertama kali bermukim di Lebanon adalah bangsa Semit Kanaan, atau dalam bahasa Yunani Phoenician' karena hidup di lepas pantai bangsa Phoenician terkenal dengan aktivitas pelayaran dan perdagangan mereka. Pusat kekuasaan bangsa Kanaan ini berada di Byblos (sekitar 30 km di utara Beirut). Di Sidon (25 km di selatan Beirut), mereka mendirikan benteng kuat di pantai.
Pada 332 SM, bangsa Romawi menaklukkan Phoenicia dan memerintah Lebanon sebagai bagian dari Provinsi Suriah. Selama di bawah kekuasaan Romawi, berkembang bahasa Armanic yang dominan sehingga menggeser bahasa Phoenicia dan menandai adanya integrasi budaya di kawasan tersebut.
Pada masa Kekaisaran Romawi inilah, agama Kristen mulai berkembang di Lebanon. Pada 140 SM, kota tersebut dihancurkan oleh Diodotus Tryphon dalam pertarungannya dengan Antiochus VII dalam perebutan takhta monarki Seleuka, kemudian kota tersebut dibangun kembali dan diberi nama Laodicea di Kanaan.
Meskipun Kota Beirut telah disebutkan pada catatan sejarah Mesir, kota itu baru dikenal secara luas setelah diberi status koloni Romawi, Colonia Julia Augusta Felix Berytus pada tahun 14 SM.
Sekitar tahun ketiga hingga keenam Masehi, Beirut terkenal dengan sekolah hukumnya. Dua orang Hakim Roma yang terkenal, Papinian dan Ulpian, berasal dari bangsa Kanaan dan belajar hukum di bawah kekaisaran Severan.