Senin 10 Aug 2020 11:24 WIB

Banyak Pekerja Asing Hilang Akibat Ledakan Lebanon

Sebanyak 158 orang tewas akibat ledakan pelabuhan di Beirut, Lebanon.

Rep: Antara/Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Sebuah foto terserak di antara pecahan kaca di lantai bangunan yang porak poranda akibat ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, pada 7 Agustus 2020.
Foto: AP Photo/Felipe Dana
Sebuah foto terserak di antara pecahan kaca di lantai bangunan yang porak poranda akibat ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, pada 7 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Banyak pekerja asing dan sopir hilang akibat ledakan hebat di pelabuhan Beirut. Gubernur Beirut mengatakan upaya mengidentifikasi para korban mengalami kesulitan.

"Banyak orang hilang yang tidak dapat kami identifikasi. Mereka adalah para sopir dan pekerja asing," kata Gubernur Marwan Abboud kepada saluran televisi Al Jadeed. "Tidak ada yang mengidentifikasi mereka, ini tugas berat yang membutuhkan waktu."

Baca Juga

Pemerintah Suriah mengatakan sekitar 45 dari sedikitnya 158 orang yang sudah dipastikan tewas dalam ledakan itu adalah warga negara Suriah. Warga Suriah merupakan kalangan terbesar di antara para warga negara asing yang berada di Lebanon. Mereka bekerja di sektor konstruksi, pertanian, dan transportasi, dikutip dari Reuters.

Paus Fransiskus turut mendesak rakyat Lebanon untuk bekerja dalam membangun setelah ledakan. Dia mengatakan, koeksistensi budaya di daerah itu menjadi jauh lebih rapuh akibat ledakan.

"Bencana Selasa lalu memanggil semua orang, dimulai dengan rakyat Lebanon, untuk bekerja sama demi kebaikan bersama negara tercinta ini," kata Paus.

Paus berbicara pada pidato mingguannya di Lapangan Santo Petrus ketika beberapa orang Lebanon menyerukan pemberontakan berkelanjutan untuk menggulingkan pemerintahan. Pemimpin Maronit Kristen terkemuka di negara itu juga ikut mendesak kabinet harus mengundurkan diri.

"Tapi saya berdoa agar, dengan pertolongan Tuhan dan partisipasi tulus semua orang, ini bisa terlahir kembali dengan bebas dan kuat," ujar Paus.

Paus telah mengirimkan sumbangan sebesar 250.000 euro kepada Gereja di Lebanon untuk membantu para korban ledakan yang menewaskan 158 orang dan melukai lebih dari 6.000. Peristiwa ini pun menghancurkan beberapa bagian kota dan memperparah krisis politik dan ekonomi selama berbulan-bulan.

Politik yang terpecah di Lebanon rentan terhadap campur tangan asing yang telah lama memicu krisis domestik. Kelompok Hizbullah yang didukung Iran telah berperang beberapa kali dengan Israel dan ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat dan sekutu Teluknya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement