REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Jet angkatan udara China secara singkat melintasi garis tengah Selat Taiwan pada Senin (10/8). Pemerintah Taipe menyatakan, peristiwa itu terlacak oleh sistem pertahanan Taiwan.
Angkatan Udara menyatakan, pesawat itu dilacak oleh rudal anti-pesawat Taiwan yang berbasis di darat dan berhasil diusir oleh pesawat yang berpatroli. Peristiwa ini bertepatan dengan keberadaan Menteri Kesehatan Amerika Serikat Alex Azar di wilayah tersebut.
Menurut laporan, Beijing menerbangkan pesawat tempur J-11 dan J-10 sebentar ke sisi selat sensitif dan sempit Taiwan yang memisahkan dengan Daratan sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Momen ini tidak lama sebelum Azar bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen.
Seorang pejabat senior Taiwan mengatakan China jelas menargetkan kehadiran Azhar yang melakukan kunjungan. Keberadaan peswat ini adalah langkah sangat berisiko, mengingat jet China berada dalam jangkauan rudal Taiwan.
Kemunculan peswat itu kali ketiga sejak 2016. Taiwan mengatakan jet China telah melewati garis median selat. Kondisi ini merupakan peringatan Beijing terhadap Taipe yang dianggap bagian dari wilayah Daratan.
Sementara itu pemerintahan Presiden Donald Trump telah memprioritaskan penguatan dukungannya untuk pulau itu, di tengah hubungan yang memburuk antara Washington dan Beijing. Sebelumnya Washington memutuskan hubungan resmi dengan Taipei pada 1979 untuk mendukung Beijing.
“Merupakan kehormatan sejati berada di sini untuk menyampaikan pesan dukungan dan persahabatan yang kuat dari Presiden Trump ke Taiwan,” kata Azar kepada Tsai di Kantor Kepresidenan.
Kunjungan Azhar untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan kesehatan masyarakat dengan Taiwan. AS pun akan mendukung peran internasional Taiwan dalam memerangi virus korona.
Tsai mengatakan kepada Azar bahwa kunjungan petinggi AS merupakan langkah maju yang besar dalam kolaborasi anti-pandemi antara negara. Bidang kerja sama yang akan dijalankan, termasuk penelitian dan produksi vaksin serta obat.