REPUBLIKA.CO.ID, PORT OF SPAIN – Komunitas Muslim di Trinidad dan Tobago berada di persimpangan jalan politik saat para pemilih menuju tempat pemungutan suara untuk pemilihan umum Trinidad dan Tobago pada Senin (10/8) waktu setempat.
Komunitas Muslim dengan 90 ribu orang itu telah diguncang sejumlah insiden penting sejak Gerakan Nasional Rakyat (PNM) berkuasa pada 2015.
Pada 2018, polisi bersenjata melakukan penggerebekan di rumah-rumah Muslim menyusul apa yang dianggap banyak orang sebagai plot teror karnaval yang dibuat-buat.
Sementara itu, seruan untuk memulangkan hampir 100 wanita dan anak-anak yang terkait dengan kelompok ISIS yang mendekam di kamp-kamp di Suriah utara sebagian besar tidak didengarkan, sebagaimana dilansir di Middle East Eye, Selasa (11/8).