REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditengah pandemi yang memukul ekonomi masyarakat dan juga tagihan listrik yang melonjak tak wajar, Dirut PLN malah mengatakan masih banyak pelanggan yang tidak protes atas kenaikan tagihan listrik mereka.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengakui memang pola yang diterapkan PLN terkait tagihan listrik pelanggan ini banyak diprotes oleh warga. Meski begitu, kata Zul masih banyak warga yang tidak protes.
"Kami tidak defensif, tapi ingin mengatakan bahwa jumlah pelanggan kami luar biasa besarnya sehingga kemungkinan ada beberapa orang pelanggan yang tidak puas dan menyampaikannya di medsos kami terima dengan lapang dada karena kami tahu 76 juta lainnya tidak komplain," kata Zul dalam sebuah diskusi, Rabu (12/8).
Dia mengatakan, tidak banyak perusahaan di Indonesia yang memiliki jumlah pelanggan mencapai 76,6 juta. Perusahaan pun harus memiliki analisis strength, weakness, opportunities, dan threats (SWOT) yang bagus. Salah satunya adalah melayani pelanggan selama 24 jam yang merupakan bagian dari kekuatan sekaligus tantangan PLN.
Kata Zulkifli, selama 24 jam dalam sehari selama sepekan penuh, perusahaan terbuka melayani 76,6 juta pelanggan. Layanan media sosial PLN terbuka 24 jam, begitu pun posko aduan di saluran lain seperti telepon.
"Demand listrik yang terus meningkat dengan basis 76,6 juta pelanggan, tidak banyak perusahaan yang punya basis sebanyak itu. Sangat sedikit. Dan kami setiap detik, 7 hari dlm seminggu, 24 jam sehari mesti melayani 76,6 juta pelanggan. Jadi, kalau di medsos ada 5, 10 komplain itu dari 76,6 juta pelanggan," ujarnya.