REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pebisnis Jepang, Katsuo Inoue, memilih Italia untuk tujuan liburan musim panas ini. Dia menikmati suasana di kabin pesawat kelas bisnis dan melihat-lihat pemandangan Florence dan Roma, tanpa meninggalkan Tokyo.
Inoue dan istrinya memang tidak 'terbang' secara nyata menuju Italia. Pasalnya, ia dan sang istri kali ini berwisata sebagai klien perusahaan hiburan Tokyo First Airlines yang menyediakan liburan virtual untuk warga Jepang yang tak bisa bepergian akibat pandemi.
"Saya sering ke luar negeri untuk bekerja, tapi saya belum pernah ke Italia, ini membuat saya terkesan," katanya pada Reuters, Kamis (13/8).
Para pelancong duduk di replika kabin pesawat kelas bisnis di mana mereka disuguhi makanan dan minuman pesawat. Jendela di sisi pesawat memperlihatkan pemandangan awan yang dilewati saat pesawat 'terbang'.
Pelancong memakai kacamata virtual reality yang memperlihatkan pemandangan di tempat tujuan, termasuk kota-kota budaya di Italia, Paris, New York dan Hawaii. Pandemi virus corona juga berdampak kepada industri wisata di Jepang. Maskapai ANA mengatakan jumlah penerbangan ke tujuan internasional turun hingga 96 persen pada Juni.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memprediksi bulan lalu bahwa pemulihan jumlah penumpang global bakal memakan waktu hingga 2024. Di First Airlines, di mana "penumpang" diberikan demonstrasi keselamatan sebelum pesawat "lepas landas", pemesanan naik 50 persen sejak pandemi dimulai.
"Kami mendapat sebagian klien yang biasanya terbang ke Hawaii setiap tahun dan mereka bisa merasakannya di sini," kata pimpinan Hiroaki Abe.