Rabu 12 Aug 2020 08:35 WIB

BPH Migas Percepat Pembangunan Pipa Transmisi Gas Cisem

Jaringan pipa gas bumi ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.

Red: Budi Raharjo
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa memimpin rapat koordinasi dengan stakeholder terkait upaya mempercepat pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem).
Foto: BPH Migas
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa memimpin rapat koordinasi dengan stakeholder terkait upaya mempercepat pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- BPH Migas mempercepat pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang. Upaya ini sejalan dengan visi Presiden Jokowi 2019 – 2024 untuk mempercepat dan melanjutkan pembangunan infrastruktur.

Pipa transmisi ini untuk memastikan ketersediaan energi yang dapat diakses dan dinikmati oleh semua pihak baik masyarakat kecil maupun industri secara langsung. Sekaligus mendukung program diversifikasi energi dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar bersubsidi untuk beralih ke penggunaan alternatif gas bumi untuk sektor rumah tangga, transportasi dan industri.

Pelaksanaan pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon–Semarang (Cisem) ini adalah wujud pelaksanaan tugas dan fungsi BPH Migas dalam pengusahaan transmisi dan distribusi Gas Bumi di Indonesia.

Berdasarkan Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN), pada tahun 2006 BPH Migas telah melelang ruas transmisi yang salah satunya adalah ruas CISEM dengan PT Rekayasa Industri (Rekind) ditetapkan sebagai pemenang lelang. Ini berdasarkan SK Kepala BPH Migas nomor 035/Kpts/PL/BPH Migas/Kom/III/2006 tanggal 21 Maret 2006 dengan spesifikasi penawaran lelang adalah diameter 28”, panjang 255 Km, kapasitas desain 350-500 MMSCFD, nilai investasi 169,41 juta dolar AS.

Sejak penetapan PT Rekind sebagai pemenang lelang pipa transmisi ruas Cirebon-Semarang tahun 2006 dan ground breaking pada Februari 2020, sudah 14 tahun pembangunan ruas pipa tersebut belum ada kemajuan yang berarti.

Dalam rangka mendorong percepatan pembangunan pipa transmisi ruas Cirebon-Semarang, bertempat di PO Hotel Semarang, Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa memimpin rapat koordinasi dengan stakeholder terkait. Yaitu PT Rekind, anggota Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, Rofiq Hananto, Ridwan Hisjam, Abdul Wahid, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kementerian Perindustrian, Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Bappenas, Sekretaris Kabinet, dan Kemenko Kemaritiman dan Investasi.

Lalu Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Kadin, Hipmi, Badan Usaha calon shipper, BUMN, BUMD, Pengelola Kawasan Industri Kendal, Pengelola Kawasan Industri Terpadu Batang, dan Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) sebagai calon konsumen.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap jaringan pipa gas Cisem segera terwujud sehingga perekonomian di Jawa Tengah akan semakin tumbuh. ”PT Rekayasa Industri sebagai pemenang tender pembangunan transmisi gas bumi Cirebon-Semarang untuk segera melanjutkan pembangunan konstruksi di pertengahan September 2020,” ujarnya.

Ganjar mengatakan kendala yang dihadapi PT Rekind terkait jaminan pasokan gas bumi atau gas shipper yang bisa digunakan sebagai base line untuk pembangunan ruas pipa transmisi Cirebon-Semarang. PGN pun pada kesempatan ini sudah siap menjadi shipper untuk ruas pipa transmisi gas bumi Cirebon–Semarang.

“Kita hanya butuh melakukan kontrol, pengawasan agar terjadi percepatan agar Rekind cepat mengerjakannya. Kalau kita tidak dikasih tahu kendalanya kan kita tidak bisa bantu,” katanya.

“Saya tidak mendesak, tapi memaksa, agar ada putusan hari ini, kalau ada pihak-pihak yang mencoba menghambat terbuka saja dengan saya, saya tunggu hasilnya hari ini juga,” tegas Ganjar menambahkan.

Ganjar menyatakan jika jaringan pipa gas bumi ini bisa selesai maka gasnya akan mengalir ke beberapa kawasan industri yang disiapkan seperti kawasan industri Kendal, kawasan industri Batang dan kawasan industri Wijayakusuma. Pasokan gas bisa membantu industri karena lebih ramah lingkungan.

Sementara itu, Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa menjelaskan dengan adanya suplay gas bumi dari PGN dengan kesepakatan pengangkutan gas bumi serta permintaan dari beberapa industri Jawa Tengah seperti di Kendal dan Batang yang sudah siap diharapkan pembangunan konstruksi pipa gas bumi ini dapat dilanjutkan.

“PT Rekind sudah kami panggil sejak tahun 2017, 2018 masih siap menyatakan melanjutkan, kalau pada saat itu Rekind tidak sanggup melanjutkan akan kita minta tender ulang,” ujar pria yang akrab disapa Ifan ini.

Ifan menuturkan jika jaringan pipa gas bumi ini terbangun maka pertumbuhan ekonomi kawasan akan berjalan dan menumbuhkan perekonomian. Di sisi lain penggunaan gas bumi juga lebih murah.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno, mengungkapkan sumber gas di indonesia cukup melimpah. Oleh karena itu harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Komisi VII akan mendesak terus supaya proyek nasional ini segera berjalan.

Terlebih sudah ada pemenang tendernya. Jika ada kendala ia meminta segera dikomunikasikan dan dibantu. “Jika memang ada hambatan, ada keterlambatan, ada permasalahan, kita ingin semua pemangku kepentingan untuk duduk bersama mencari solusi. Komisi VII DPRRI bisa memfasilitasi, kita cari jalan terbaik. Yang dibutuhkan keberhasilan pipa gas ruas transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) yg ada success story untuk kita duplikasi untuk trans Jawa, Sumatra, Kalimantan dan lain-lain,” ucap Eddy Soeparno.

“Kami berharap proyek ini segera dilaksanakan, karena dengan proyek jalur Gas Cisem ini pertumbuhan ekonomi akan segera terlihat dan saya yakin industri juga segera akan tumbuh, ” kata Eddy lagi.

Dengan terlaksananya pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cisem diharapkan dapat mendorong pengembangan kawasan-kawan industri baru di sepanjang jalur pipa. Dan para pelaku industri diharapkan beralih dari penggunaan bahan bakar khususnya HSD (Solar) ke gas bumi.

Pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cisem ini juga bermanfaat mendukung terintegrasinya pipa gas bumi trans Sumatra dan Jawa. Kedepan BPH Migas akan melelang ruas pipa transmisi seperti Ruas Dumai – KEK Seimangke serta Lelang Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) yang telah diusulkan oleh Badan Usaha sejumlah 193 wilayah untuk peningkatan pemanfaatan gas bumi di Indonesia.

Saat ini Rekind telah melakukan kajian, survei, pengujian, perizinan, dan engineering. Diharapakan pada September ini segera dimulai pembangunannya. Konstruksi pipa yang dimulai dari Semarang ini ditargetkan selesai pada Februari 2022.

Rapat Koordinasi diharapkan dapat merumuskan dan menyepakati langkah-langkah konkrit sebagai upaya mengatasi kendala dalam rangka mempercepat realisasi pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cisem.

Adapun kesimpulan rapat koordinasi percepatan pembangunan pipa transmisi ruas Cirebon–Semarang adalah:

1. Mendorong PT Rekind agar segera melakukan pembangunan pipa ruas Cirebon – Semarang paling lambat dimulai pada September 2020 karena sudah groundbreaking pada 7 Februari 2020 sebagaimana disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah.

2. Mendorong Agar PT Rekind segera menandatangani Gas Transportation Agreement (GTA) dengan PT PGN Tbk untuk memperoleh Final Investment Decision (FID)

3. Proyek Ruas Transmisi Cirebon – Semarang merupakan proyek strategis nasional sesuai dengan Perpres 79 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal – Semarang – Salatiga – Demak – Grobongan, Kawasan Purworejo – Wonosobo – Magelang – Temanggung, dan Kawasan Brebes – Tegal – Pemalang.

4. Proyek transmisi Cirebon – Semarang bersama dengan pipa transmisi ruas WNTS – Pemping dan ruas Dumai – Sei Mangke sudah masuk dalam usulan Kementerian ESDM untuk ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).

5. Pipa Ruas Transmisi Cirebon – Semarang akan mendukung kebutuhan energi dan bahan baku untuk pengembangan kawasan industri di wilayah Batang, Kendal, Industri Metanol, pembangkit tenaga listrik dan pemenuhan kebutuhan Kilang Balongan.

6. PT PGN Tbk siap menjadi Shipper untuk Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon – Semarang sesuai kesiapan demand.

7. Akan dilakukan rapat secara berkala untuk memonitor perkembangan pembangunan Ruas Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon – Semarang dengan melibatkan Komisi VII DPR RI, BPH Migas, PT Rekind dan PGN Group sesuai permintaan Gubernur Jawa Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement