Ahad 16 Aug 2020 14:59 WIB

Maroko Diproyeksi Ikut Normalisasi Hubungan dengan Israel

Maroko dipandang sebagai kandidat potensial normalisasi hubungan dengan Israel

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera negara Maroko.
Foto: EPA
Bendera negara Maroko.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Maroko diprediksi menjadi salah satu negara Arab yang akan menormalisasi hubungan dengan Israel. Mengutip pejabat Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya, media Israel, Kan, mengatakan, Maroko dipandang sebagai kandidat yang potensial karena memiliki pariwisata dan hubungan perdagangan dengan Israel.

Laporan itu juga menyoroti perlindungan yang diberlakukan bagi komunitas Yahudi di Maroko. Selain itu, normalisasi hubungan Maroko-Israel dinilai dapat menguntungkan hubungan Maroko-AS. Sebagai imbalan atas normalisasi tersebut, Rabat akan meminta pengakuan AS atas kedaulatan Maroko atas wilayah Sahara Barat yang disengketakan.

Baca Juga

Sahara Barat awalnya diduduki oleh Israel, kemudian dianeksasi setelah penarikan Spanyol dari wilayah tersebut pada 1975. Sebuah laporan pada Februari oleh Channel 13 mengatakan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berusaha mengatur kesepakatan antara ketiga negara dan mengajukan ke Washington untuk mendukung kesepakatan yang belum disetujui oleh pemerintahan Presiden Trump.

Maroko dilaporkan telah menjaga hubungan intelijen dengan Israel dan merupakan sekutu AS. Meski secara resmi tidak memiliki hubungan diplomatik, warga Israel dapat melakukan perjalanan ke Maroko dengan bebas.

Penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner menegaskan bahwa negara-negara Arab akan segera mengumumkan untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Bahrain dan Oman adalah negara Arab selanjutnya yang akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

"Kami berharap ini menjadi pemecah kebekuan di mana Israel sekarang dapat menormalkan hubungan dengan negara lain," ujar Kushner.

Kesepakatan normalisasi hubungan Israel-UEA tercapai setelah Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan melakukan pembicaraan via telepon. Di bawah kesepakatan tersebut, Israel setuju untuk menangguhkan rencana pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat.

Normalisasi hubungan UEA-Israel menandai ketiga kalinya negara Arab membuka hubungan diplomatik secara penuh dengan Israel. Negara Arab lainnya yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel adalah Mesir dan Yordania. UEA menjadi negara Teluk Arab pertama yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement