Senin 17 Aug 2020 23:04 WIB

Cegah Penyebaran Covid-19, Depok Terapkan Personal Lockdown

Personal lockdown dilakukan dengan menerapkan 3M.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Fuji Pratiwi
Walikota Depok Mohammad Idris. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Depok, Jawa Barat, Mohammad Idris meminta kepada masyarakat Depok menerapkan Personal Lockdown.
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Walikota Depok Mohammad Idris. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Depok, Jawa Barat, Mohammad Idris meminta kepada masyarakat Depok menerapkan Personal Lockdown.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Depok, Jawa Barat, Mohammad Idris meminta kepada masyarakat Depok menerapkan Personal Lockdown. Caranya, dengan memproteksi diri sendiri dengan selalu menggunakan masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan memakai sabun atau hand sanitizer dan menghindari keramaian.

"Jadikan hal tersebut menjadi kebutuhan dan  kebiasaan baru bagi setiap personal di masa pandemi Covid-19," ujar Idris di Balai Kota Depok, Senin (17/8).

Baca Juga

Menurut Idris, sebesar 60 persen kasus peningkatan Covid-19 yang terjadi di Kota Depok dan Jakarta, Bogor, Tanggerang, Bekasi (Jabotabek) disebabkan oleh pergerakan orang. Untuk itu, selain program pencegahan penanganan yang dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, dalam situasi ini dibutuhkan peran serta dari masyarakat.

"Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan, mari kita merdeka dari pandemi Covid-19 dengan gerakan 3M yakni Masker, Menjaga jarak dan Mancuci tangan," jelasnya.

Berdasarkan data perkembangan kasus Covid-19 pada Senin (17/8), jumlah pasien sembuh sebanyak 1.150 orang atau 68,86 persen dari seluruh kasus konfirmasi positif yang ada. "Alhamdulillah hari ini persentase pasien sembuh mencapai 68,86 persen," ucap Idris.

Sedangkan, untuk kasus konfirmasi positif bertambah sebanyak 46 sehingga totalnya menjadi  1.670 orang. Sedangkan kasus konfirmasi aktif sebanyak 463 orang atau 27,72 persen.

"Kemudian, untuk suspek aktif atau probable yang selesai dipantau hari ini tersisa 464 orang. Kemudian, kasus kontak erat aktif  tinggal 616 orang. Selanjutnya, pasien yang meninggal tidak bertambah tetap 57 orang atau 3,41 persen," kata Idris.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement