Rabu 19 Aug 2020 13:21 WIB

Bank Mandiri Bukukan Laba Bersih Rp 10,3 Triliun

Fokus Bank Mandiri saat ini membantu pelaku usaha yang terdampak Covid-19.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 10,3 triliun pada semester I 2020.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 10,3 triliun pada semester I 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 10,3 triliun pada semester I 2020. Angka ini turun 23,93 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan saat ini salah satu fokus penyaluran kredit perseroan adalah membantu para pelaku usaha terdampak covid-19. Langkah ini untuk mengembalikan kapasitas produksi yang sempat menurun akibat pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi yang diberlakukan sebagian besar wilayah Indonesia.

Baca Juga

“Dengan telah dilonggarkannya kebijakan pembatasan ini, kami berharap apa yang kami lakukan dapat ikut memulihkan denyut nadi perekonomian Indonesia dan mengembalikan optimisme Bangsa Indonesia untuk bangkit dari krisis akibat pandemi coronavirus,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (19/8).

Menurutnya perseroan berupaya memastikan strategi pertumbuhan yang konservatif melalui penerapan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit dengan pencapaian rasio kredit bermasalah pada level 3,28 persen.

“Untuk mengantisipasi potensi ketidakpastian ekonomi ke depan, kami juga membangun pencadangan untuk memastikan terjaganya kualitas aset. Per Juni 2020, rasio coverage CKPN konsolidasi kami berada kisaran 195,5 persen,” ucapnya.

Meski meningkatkan pencadangan, Royke menjelaskan, perseroan memastikan likuiditas berada pada level yang aman dan mendorong ekspansi bisnis. Hal ini didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi sebesar 15,82 persen secara year on year menjadi Rp 976,6 triliun, komposisi dana murah sebesar 61,9 persen.

“Perseroan mampu menjaga aset konsolidasi sebesar Rp 1.359,4 triliun atau meningkat 10,02 persen,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement