Jumat 21 Aug 2020 01:17 WIB

Rumah Bung Karno Disebut Cocok untuk Edukasi Kebangsaan

Rumah kelahiran Bung Karno menegaskan identitas Surabaya sebagai dapur nasionalisme

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Ahli waris menyerahkan rumah kelahiran Soekarno yang terletak di Jalan Peneleh gang Pandean IV nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, untuk dikelola Pemkot Surabaya
Foto: Dok. Pemkot Surabaya
Ahli waris menyerahkan rumah kelahiran Soekarno yang terletak di Jalan Peneleh gang Pandean IV nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, untuk dikelola Pemkot Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono meengapresiasi penyerahan rumah kelahiran Soekarno yang terletak di Jalan Peneleh gang Pandean IV nomor 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, oleh ahli waris, untuk dikelola Pemkot Surabaya. Adi mengatakan, penyerahan rumah kelahiran Bung Karno itu menegaskan identitas Surabaya sebagai “dapur nasionalisme”, sebagaimana sebutan yang disematkan Bung Karno terhadap Kota Pahlawan.

“Di kota inilah Bung Karno dilahirkan dan dididik dalam dinamika pemikiran serta aksi-aksi progresif memerdekakan Republik. Di kota inilah nasionalisme Indonesia merdeka berkembang lebih pesat dibanding daerah lain yang masih berdasarkan politik identitas geografis saat itu,” ujar Adi di Surabaya, Selasa (18/8).

Adi menjelaskan, di rumah tersebut, Bung Karno dilahirkan pada 6 Juni 1901, saat fajar menyingsing. Sehingga beliau pun disebut sebagai Putra Sang Fajar. "Jadi nilai sejarah rumah di Gang Pandean itu luar biasa, karena dari sanalah lahir pemimpin besar republik ini,” ujar pria yang menjabat ketua DPC PDIP Surabaya tersebut.

Adi menegaskan, DPRD Surabaya mendukung langkah Pemkot Surabaya untuk menjadikan rumah tersebut sebagai museum dan menyulap kawasan Peneleh sebagai sentra wisata edukasi nasionalisme. Apalagi, selain ada rumah kelahiran Bung Karno, di sana juga terdapat rumah HOS Tjokroaminoto, tempat Bung Karno dan banyak tokoh pergerakan kemerdekaan ditempa pemikirannya.

Di sekitar kawasan tersebut juga terdapat Langgar Dukur Kayu di Kampung Lawang Seketeng, Makam Mbah Pitono, dan beberapa tempat bersejarah lainnya. “Ini sangat penting bagi generasi muda untuk mengetahui perjalanan hidup Bung Karno. Mengkhidmati nilai-nilai kejuangan dan ajaran-ajaran Bung Karno yang mempunyai rasa cinta luar biasa terhadap Indonesia,” kata Adi.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berterima kasih kepada para ahli waris yang sudah sudi dan berkenan merelakan rumah rumah tersebut agar dikelola Pemkot Surabaya. Risma menyatakan, rumah tersebut nantinya akan dijadiken museum.

"Nanti rumah itu akan kita jadikan museum. Apalagi di kawasan itu banyak sejarahnya dan sudah kita beri titik-titik, seperti langgar, makam, dan beberapa benda lainnya,” kata Risma.

Risma mengatakan, niat baik para ahli waris tentu akan sangat bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia. Sebab, nanti anak-anak Surabaya dan anak luar Surabaya bisa belajar sejarah di rumah tersebut. Termasuk bagaimana perjuangan Bung Karno dengan segala keterbatasannya tapi mampu membuat Indonesia sejajar dengan negara-negara lain di dunia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement