REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- Seorang guru salah satu Sekolah Dasar (SD) swasta di Kabupaten Pati, Jawa Tengah meninggal dunia karena terpapar virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Pemerintah daerah setempat pun melakukan penelusuran kontak erat demi memutus mata rantai penularan.
"Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Pati sudah mengambil langkah antisipasi penularan dengan melakukan penelusuran kontak erat dengan penderita," kata Bupati Pati yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Pati, Haryanto, di Pati, Kamis.
Guru yang meninggal tersebut, menurut Haryanto, memang tidak mengajar secara tatap muka, melainkan secara daring (dalam jaringan). Hasil penelusuran kontak erat, guru yang meninggal tersebut ternyata terpapar virus corona karena sebelumnya pernah kontak dengan mertuanya yang positif Covid-19.
Masyarakat Pati diminta tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan, mengingat tren kasus corona terus meningkat. Mereka diwajibkan memakai masker saat aktivitas keluar rumah, rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak fisik, serta menghindari kerumunan.
Selain guru yang terpapar virus corona, belum lama ini ditemukan dua pedagang di Pasar Runting Tambaharjo, Kecamatan Pati Kota, Kabupaten Pati, juga terkonfirmasi positif Covid-19. Tim GTPP Covid-19 Pati selain melakukan penelusuran kontak, melalui Pemerintah Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati Kota, juga melakukan penutupan pasar selama tiga hari, terhitung sejak Jumat (21/8) hingga Minggu (22/8).
Pemkab Pati juga belum akan membuka proses belajar mengajar dengan tatap muka dalam waktu dekat demi mencegah penularan kasus yang lebih besar. Diakui pula bahwa kalangan pendidik memiliki beban lebih besar, terutama dalam hal administrasi saat pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Selain tidak masuk dalam daerah di Jateng yang diperkenankan Kemendikbud membuka sekolah, ia menyatakan kasus Covid-19 di Pati masih tinggi. Berdasarkan laman https://covid19.patikab.go.id, total kasus Covid-19 di Pati hingga saat ini sebanyak 494 kasus.
Dari jumlah tersebut, warga yang terkonfirmasi positif dan dirawat sebanyak 24 orang, sedangkan kasus meninggal dunia sebanyak 16 orang dan sembuh 48 orang.