REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Pelatih asal Jerman Ralf Rangnick menyatakan, tidak masuk akal buat sebuah tim untuk mengandalkan pemain-pemain tua untuk bisa meningkatkan performa di atas lapangan. Rangnick pun secara khusus memberi contoh kehadiran Zlatan Ibrahimovic dan Simon Kjaer di skuat AC Milan.
Sebelumnya, Rangnick sempat menjadi kandidat terkuat pelatih anyar Milan untuk menggantikan posisi Stefano Pioli pada musim depan. Mantan Direktur Pengembangan Olahraga Red Bull itu disebut-sebut bakal memiliki wewenang yang lebih besar, termasuk dalam menentukan pemain yang akan direkrut i Rossoneri. Namun, AC Milan akhirnya urung merekrut mantan pelatih RB Leipzig tersebut.
I Rossoneri justru memperpanjang kontrak Pioli serta striker asal Swedia, Zlatan Ibrahimovic. Rencana ini tidak terlepas dari kontribusi penyerang berusia 38 tahun tersebut. Sejak direkrut pada pertengahan musim lalu, Ibrahimovic dinilai mampu mengangkat mentalitas bertanding para penggawa Milan.
Mantan striker Barcelona itu tercatat mengemas 11 gol dari 20 penampilan di semua ajang dalam kesempatan keduanya membela Milan tersebut. Namun, Rangnick menyebut, langkah Milan itu tidak sesuai dengan kebijakan yang akan dia lakukan apabila ditunjuk menangani I Rossoneri. Alih-alih mengandalkan pemain-pemain senior, Rangnick lebih memilih mengembahkan kemampuan para pemain-pemain muda.
"Seharusnya Anda bertanya, kenapa mereka sempat tertarik merekrut saya? Mungkin mereka ingin mengubah arah kebijakan klub. Bukan gaya saya untuk fokus pada pemain berusia 38 tahun, karena saya lebih menyukai mengembangkan bakat pemain. Tidak masuk akal apabila sebuah tim mengandalkan Ibrahimovic atau Simon Kjaer, tapi itu hanya cara saya melihat sesuatu. Bisa saja benar, tapi bisa pula salah," ujar Rangnick kepada La Gazzetta dello Sports, Kamis (20/9).
Pelatih berusia 62 tahun itu mengungkapkan, manajemen Milan mulai mengungkapkan ketertarikan merekrutnya pada Oktober silam. Saat itu, Milan tengah terpuruk dan hanya terpaut tiga angka dari zona degradasi. Keterpurukan Milan ini tidak terlepas dari kegagalan Marco Giampaolo, yang saat itu baru ditunjuk sebagai pelatih Milan. Namun, pada saat itu, Rangnick masih terikat kontrak sebagai Direktur Pengembangan Red Bull.
Milan akhirnya menunjuk mantan pelatih Fiorentina, Stefano Pioli, sebagai pengganti Giampaolo. Meski sempat terseok-seok, tapi secara perlahan, Pioli mampu membawa Milan bangkit dan tampil secara konsisten. Bahkan, dalam 12 laga terakhir, I Rossoneri mencatatkan rekor tidak terkalahkan dalam 13 laga terakhir di semua ajang.
"Untuk saat ini, Milan menjadi tim dengan penampilan terbaik pasca pandemi Covid-19. Jadi, perubahan untuk saat ini tidak akan bijak. Pioli berhak untuk melanjutkan kiprahnya bersama Milan. Dia selalu fokus dengan tujuan yang telah dia tetapkan. Apakah mempertahankannya menjadi keputusan yang baik buat Milan, dalam jangka menengah atau panjang? Hal itu adalah persoalan yang berbeda," tutur Rangnick.