REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Penyerahan sarana dan prasarana (Sarpras) teknologi informasi (IT) standar era 4.0 oleh Kepala Badan PPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi kepada Bupati Cellica Nurrachadiana diwakili pejabat terkait, Rabu (19/8), menandai beroperasinya Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan Ciampel dan Karawang Barat menjadi role model KostraTani di Kabupaten Karawang.
Setelah kawasan pantai selatan, pekan lalu, Safari KostraTani dari Kepala Badan PPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi berlanjut ke pantai utara Provinsi Jawa Barat, untuk menindaklanjuti instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo untuk mengoperasikan 3.000 BPP model KostraTani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian) di seluruh Indonesia.
"Kami sangat bangga dan tersanjung karena Bupati Cellica mendukung program Kostratani untuk membangun SDM Pertanian di Karawang. Kami yakin dukungan Bupati dan seluruh SKPD akan memudahkan Gerakan Kostratani meningkatkan kapasitas SDM pertanian Karawang," kata Dedi Nursyamsi.
Dedi Nursyamsi berharap penyuluh pertanian Karawang juga mendapat pelatihan urusan fungsional dan teknis tematik tentang budidaya, penggunaan dan pemeliharaan alat mesin pertanian (Alsintan) termasuk bisnis usaha tani, untuk mendukung petani milenial.
"KostraTani fokus pada berbagai hal menyangkut aktifitas produksi pertanian. Starting point ada pada SDM-nya. SDM ini 50 persen menjadi pengungkit utama produktifitas. Kalau aspek ini terpenuhi, petani justru akan ditawari modal oleh perbankan melalui KUR (kredit usaha rakyat)," kata Dedi Nursyamsi pada peluncuran BPP KostraTani Karawang di Gedung Singaperbangsa, Rabu [19/8].
Bupati Cellica mengatakan sinergi dengan Kementan akan dapat mempertahankan posisi Karawang sebagai lumbung pangan. "Saya sudah mendapatkan direct langsung dari Mentan Syahrul terkait kebutuhan dan pemetaan lokasi sasaran pembangunan pertanian."
Menurut Cellica, komitmen Karawang tampak pada dua peraturan daerah (Perda) terkait tata ruang wilayah dan ketahanan pangan berkelanjutan. Kedua Perda telah disahkan oleh DPRP Kabupaten Karawang, butir pentingnya bahwa pada 2030, alih fungsi lahan di Karawang maksimal 10.000 hektar.
"Artinya, Karawang mempertahankan 87.253 hektar lahan teknis, termasuk di Karawang Barat seluas 200 meter persegi dari bahu jalan boleh dibikin bangunan dan 200 meter persegi ke belakang hanya boleh untuk lahan pertanian," kata Bupati Cellica.
Dia mengapresiasi dukungan Kementan pada KostraTani, khususnya pada tiap kecamatan akan digelar demo tanam (Demplot) yang akan didampingi dan dikawal oleh Kementan agar sinergi dengan program pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten.
Dedi Nursyamsi menambahkan menjadi BPP model Kostratani member tidaklah rumit. BPP hanya diwajibkan memiliki akses koneksi internet, untuk terhubung ke Agriculture War Room (AWR) di Jakarta, kantor pusat Kementerian Pertanian RI. AWR menjadi pusat kontrol pembangunan pertanian berbasis digital, yang mampu memantau kondisi pertanian hingga kecamatan dan desa.
"Posisi BPP sangat strategis. Kami akan mendorong SDM pertanian, karena kontribusinya sekitar 50 persen terhadap produksi pertanian," kata Kepala BPPSDMP.
Menurutnya, Kostratani terus dikembangkan untuk menjadi Big Data pertanian. Informasi terus di-update meliputi skala (volume), distribusi (velocity) dan keragaman (variety). Turunannya pun beragam meliputi update validasi areal lahan, harga komoditas, SDM pertanian, e-proposal, hingga populasi dan produksi.