REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kombucha merupakan minuman teh hasil fermentasi teh dan gula yang kini tengah naik daun. Selain karena rasanya yang menggugah selera, kombucha juga populer karena diyakini memiliki beragam manfaat kesehatan.
Kombucha memiliki rasa sedikit manis, asam, dan seperti soda. Kombinasi rasa ini muncul akibat adanya simbiosis koloni dari bakteri baik dan ragi pada proses fermentasi selama beberapa minggu.
Pencarian sederhana di internet dapat memberikan daftar panjang mengenai klaim manfaat kesehatan dari kombucha. Salah satu di antaranya adalah memperbaiki saluran penernaan.
Sebuah studi dalam jurnal Food Microbiology mengungkapkan bahwa kombucha memang memiliki beberapa spesies bakteri asam laktat. Akan tetapi, studi ini menyimpulkan bahwa tidak ada bukti yang dapat mendukung adanya manfaat probiotik pada kombucha.
"Ada sedikit studi terkontrol yang menguji manfaat kesehatan dari kombucha pada manusia," jelas ahli gizi Goh Qiu Le dari Layanan Diet dan Makanan di Changi General Hospital, seperti dilansir CNA Lifestyle.
Goh mengatakan, klaim kesehatan perlu dibuktikan dengan penelitian ilmiah. Tanpa adanya bukti ilmiah, klaim kesehatan hanyalah klaim anekdot dan hipotesis.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dr Brent Bauer dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Mayo Clinic. Bauer mengatakan, bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kombucha memiliki manfaat yang mirip dengan suplemen probiotik sangat terbatas.
"Klaim-klaim ini tidak didasarkan pada sains. Saat ini, studi medis valid mengenai manfaat teh kombucha pada manusia sangat terbatas," ujar Bauer.
Klaim lain yang cukup santer beredar terkait kombucha adalah dapat menurunkan tekanan darah, membantu menurunkan berat badan, memperbaiki kadar gula darah, menurunkan risiko penyakit jantung, dan mencegah kanker.
"Sebagian besar klaim kombucha tampak dibesar-besarkan," ujar ahli gizi dan pendiri Aptima Nutrition & Sports Consultants Jaclyn Reutens.