Kamis 27 Aug 2020 12:04 WIB

Inggris akan Bayar Warga yang Isolasi Diri karena Covid-19

Warga Inggris yang positif Covid-19 akan mendapat Rp 2,5 juta selama karantina

Red: Nur Aini
Pembeli di Oxford Street, London Pusat, Inggris, 24 Juli 2020. Penutup wajah atau masker telah menjadi wajib bagi pembeli di Inggris serta anggota masyarakat menggunakan supermarket, hub transportasi dan bank.
Foto: EPA-EFE/WILL OLIVER
Pembeli di Oxford Street, London Pusat, Inggris, 24 Juli 2020. Penutup wajah atau masker telah menjadi wajib bagi pembeli di Inggris serta anggota masyarakat menggunakan supermarket, hub transportasi dan bank.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris akan membayar warga berpenghasilan rendah yang mengisolasi diri karena dipastikan atau diduga mengidap corona, virus penyebab penyakit Covid-19. Inggris meningkatkan langkah-langkah untuk mengendalikan wabah tersebut.

Kebijakan baru itu diambil setelah kalangan politisi oposisi mendesak pemerintah untuk menerapkan sistem pembayaran, di tengah kekhawatiran bahwa sebagian warga tidak akan bisa mematuhi panduan kesehatan karena mereka harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemerintah mengatakan warga yang dinyatakan positif mengidap corona akan mendapat bantuan uang 130 pound (sekitar Rp 2,5 juta) selama periode karantina, 10 hari.

Baca Juga

Anggota-anggota rumah tangga mereka, yang harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari, akan mendapat 182 pound (sekitar Rp 3,5 juta). Uang bantuan itu akan diberikan kepada warga yang berada dalam sistem bantuan kesejahteraan, yang dikenal sebagai Universal Credit atau Working Tax Credit, atau warga yang tidak mampu bekerja dari rumah.

Skema itu akan coba diterapkan pertama kali bagi warga di Blackburn, Pendle, dan Oldham, yang mengalami karantina wilayah karena tingkat penularan virus di daerah mereka lebih tinggi.

"Masyarakat Inggris telah mengorbankan banyak hal untuk membantu memperlambat penyebaran virus. Mengisolasi diri jika dinyatakan positif Covid-19, atau telah melakukan kontak dengan seseorang yang mengidapnya, tetap penting untuk tetap memantau wabah di daerah setempat," kata Matt Hancock, menteri kesehatan.

Lebih dari 65.000 orang di Inggris meninggal akibat virus corona, menurut kantor statistik pemerintah. Lonjakan wabah di Inggris berlangsung lebih lama dan menyebar ke lebih banyak tempat daripada di negara-negara Eropa yang terpukul paling parah, seperti Italia dan Spanyol.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement