REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG — Korea Utara (Korut) berada dalam siaga tinggi saat topan Bavi melanda wilayah negara itu pada Kamis (27/8) pagi. Hujan lebat terjadi dan banyak pohon tumbang sebagai dampak angin topan pasca-melewati kawasan pesisir pantai Korea Selatan (Korsel) yang berbatasan.
Televisi Pemerintah Korut KCTV telah menyiarkan berita tenten badai yang menunjukkan baanvak pohon tumbang dan terdapat puing-puing bangunan yang terhempas oleh angin di jalan-jalan. Kekhawatiran pihak berwenang negara terisolasi itu meningkat sejak hujan lebat awal Agustus, yang telah menyebabkan banjir dan merusak tanaman.
Pemimpin Korut Kim Jong-un telah mengeluarkan peringatan untuk mencegah kerusakan tanaman dan melindungi masyarakat akibat badai. Dalam sebuah laporan di websiter 38 North yang sering memantau kegiatan negara itu menyebut bahwa sangat jarang adanya berita mengenai bencana alam seperti angin topan di televisi pemerintah.
“Saya yakin ini adalah pertama kalinya televisi Korut bisa menyela tayangan film untuk melaporkan badai. Ini adalah tanda yang jelas dari kekhawatiran dan potensi kehancuran akibat bencana alam,” usar Martyn Williams dari 38 North dalam cicitan di jejaring sosial Twitter, seperti dilansir The Globe and Mail, Kamis (27/8).
Sebelumnya, Badan Meteorologi Korsel mengatakan topan Bavi menghantam sekitar 50 km barat daya Ibu Kota Korut, Pyongyang pada Kamis (27/8) pagi. Sementara, KCTV menunjukkan naiknya permukaan air Sungai Taedong di Pyongyang.
Hujan deras pada awal bulan ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang persediaan makanan di Korut. Ratusan rumah tergenang sebagai dampak fenomena alam dan membanjiri lahan pertanian padi yang luas.