REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Asosiasi Medis Amerika Serikat (American Medical Association/AMA) menyatakan kecepatan pengembangan vaksin Covid-19 dan sedikit informasi tentang proses peninjauan vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyebabkan kekhawatiran.
Dalam sebuah surat, AMA mendesak FDA untuk memastikan transparansi dalam proses pengembangan vaksin dan terus memberi tahu dokter tentang rencana badan tersebut untuk meninjau calon vaksin potensial. Keraguan publik terhadap vaksin tampaknya mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya karena sejumlah faktor termasuk penyebaran informasi yang salah secara signifikan melalui saluran seperti media sosial.
Negara-negara di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan vaksin virus yang telah merenggut lebih dari 819.900 nyawa dan menginfeksi hampir 23,9 juta orang di seluruh dunia, menurut hitungan Reuters. Pada bulan April, pemerintah AS memulai Operation Warp Speed, program kegiatan kemitraan publik-swasta, yang diprakarsai oleh pemerintah federal Amerika Serikat, untuk memfasilitasi dan mempercepat pengembangan, pembuatan, dan distribusi vaksin Covid-19, terapi, dan diagnostik.
Operasi tersebut telah menginvestasikan miliaran dolar untuk mengamankan dosis vaksin potensial dari seluruh dunia, yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan vaksin dan terapi untuk mengobati virus corona jenis baru. Penekanan pada kecepatan telah memicu kecemasan publik tentang keamanan dan efektivitas vaksin ini.
Awal bulan ini, Rusia menjadi negara pertama yang memberikan persetujuan peraturan untuk vaksin Covid-19 setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia. Namun, para ahli dari dunia Barat telah memperingatkan penggunaannya sampai semua pengujian yang disetujui secara internasional dan langkah-langkah peraturan telah diambil. Pada Agustus, pejabat tinggi penyakit menular AS Anthony Fauci mengatakan FDA tidak mengambil jalan pintas dalam hal keamanan dalam meninjau kandidat vaksin untuk Covid-19.