REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sebelum tahun 2018, warga Desa Mernek Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap, banyak menghadapi permasalahan sosial. Persoalan yang paling menonjol antara lain masalah kemiskinan akibat tingginya angka pengangguran.
Berangkat dari hal ini, Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) IV yang memiliki depot BBM atau operation fuel terminal di Maos, merasa perlu turun tangan. Melalui dana CSR-nya, Pertamina membimbing warga Mernek agar bisa memanfaatkan peluang usaha yang ada di desanya.
''Sejak tahun 2018, kami terjun melakukan pemberdayaan masyarakat Desa Mernek. Melalui program 'Mernek Jenek’ yang berarti Desa Mernek yang nyaman, kami melakukan berbagai upaya pemberdayaan agar masyarakat Desa Mernek tergugah dan bangkit melawan kemiskinan,'' jelas Manager Communication Relations & CSR Pertamina MOR IV Jateng/DIY, Anna Yudhiastuti, Kami (27/8).
Dia menyebutkan, sebenarnya ada banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan masyarakat Desa Mernek. ''Sebelum 2018, masyarakat Desa Mernek mungkin terkendala masalah modal atau belum melihat peluang itu, sehingga potensi yang ada tidak termanfaatkan secara optimal,'' katanya.
Seperti dalam hal potensi air, Desa Mernek merupakan desa yang memiliki air melimpah karena mendapat pasokan air irigasi dari Bendung Gerak Serayu. Melalui potensi ini, Pertamina MOR IV melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memadukan kegiatan pertanian, peternakan, dan perikanan secara terintegrasi.
Setelah Pertamina MOR IV turun, Anna menyatakan, motivasi masyarakat Desa Mernek untuk membangun desanya justru semakin berkembang. Saat ini, warga Desa Mernek juga mengembangkan usaha dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, dan pengembangan lahan pekarangan menjadi sebagai sumber kebutuhan pangan rumah tangga.
Lahan pekarangan rumah yang belum dimanfaatkan, dimanfaatkan warga dengan 4 kegiatan budidaya terpadu. Di antaranya adalah pertanian hidroponik, budidaya ikan lele, peternakan ayam petelur, dan budidaya maggot.
Keempat budidaya tersebut dilakukan secara terintegrasi, seperti perairan hidroponik yang menggunakan air dari kolam ikan lele. Budidaya maggot sebagai pakan ikan lele, hingga pemanfaatan limbah berupa kotoran hewan menjadi pupuk organik untuk pertanian. ''Ada sekitar 30 ibu rumah tangga yang menjalankan kegiatan ini di pekarangan rumahnya masing-masing,'' katanya.
Dari evaluasi yang dilakukan Pertamina, kegiatan masyarakat mampu menghasilkan pendapatan tambahan hingga Rp 900 ribu per bulan. ''Pendapatan tambahan ini sangat membantu pendapatan keluarga mereka,'' katanya.
Untuk membantu petani sawah di desa tersebut, Pertamina MOR IV membina Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Rejeki yang ada di desa itu. Mereka dibina untuk bisa menghasilkan gabah untuk kebutuhan benih, bukan hanya sekadar untuk konsumsi.
''Hasilnya, petani gapoktan tersebut bisa menghasilkan 60 ton gabah untuk kebutuhan benih, dengan nilai Rp 720 juta pada setiap musim tanam. Pendapatan tersebut meningkat 25 persen, dibandingkan pada saat petani masih menanam padi untuk kebutuhan konsumsi,'' katanya.
Dia menyebutkan, pertanian padi dikembangkan juga ramah lingkungan karena menggunakan pupuk organik yang diproduksi sendiri oleh petani. Pupuk organik cair yang dihasilkan petani Desa Mernek, diberi nama ‘Si Mantap’.
''Berkat Si Mantap, hasil panen padi varietas Merlita yang dikembangkan petani menjadi lebih berkualitas. Lebih dari itu, juga mampu mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia,'' katanya.
Kepala Desa Mernek Bustanul Arifin menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas dukungan inovasi yang diberikan petani pada masyarakatnya. ''Dengan adanya program CSR dari Pertamina, 'Mernek Jenek' bukan lagi hanya sekadar angan-angan. Tapi sudah semakin dekat dengan kenyataan,'' katanya.
Bahkan dia mengaku telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa untuk mendukung peningkatan produksi benih padi ‘Merlita’ dan penggunaan pupuk organik ‘Si Mantap’. ''Melalui SK ini, kami berharap produksi pertanian warga desa semakin meningkat, sehingga kesejahteraan warga juga akan semakin baik,'' katanya.
Berkat pemberdayaan yang dilakukan Pertamina, dia menyatakan, Desa Mernek berhasil memperoleh penghargaan Kampung PROKLIM Tingkat I Kabupaten Cilacap pada tahun 2019. Saat ini, bahkan sedang tahap verifikasi penilaian Kampung PROKLIM tingkat nasional tahun 2020. n eko widiyatno