REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang (Tbk) (Antam) mengoptimalisasi anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sepanjang tahun ini. Direktur Niaga Antam Apriliandi Hidayat Setia mengatakan pemangkasan capex ini sebagai salah satu strategi menghadapi pandemi Covid-19.
"Kondisi pandemi ini menyebabkan adanya perubahan sejumlah target, hal ini juga dialami oleh perusahaan lain," kata Apriliandi dalam Public Expose Live, Kamis (27/8).
Perseroan telah memotong capex sebesar 50 persen dari rencana awal menjadi Rp1,5 triliun. Sebelumnya, Perseroan mengalokasikan capex sebesar Rp3,3 triliun. Adapun yang telah terserap sepanjang enam bulan pertama tahun ini yaitu sebesar Rp265 miliar.
Apriliandi mengatakan penggunaan capex pada sisa tahun ini akan difokuskan ke investasi pengembangan. Perseroan juga akan menggunakan dana capex tersebut untuk menambah modal anak usahanya. Selain itu, Perseroan berencana melakukan injeksi modal kepada perusahaan joint venture untuk membangun proyek smelter.
Pada tahun ini, menurut Apriliandi, Perserian menargetkan produksi feronikel sebanyak 27 ribu TNi. Adapun volume penjualan feronikel pada semester pertama tahun ini mencapai 12.762 TNi, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 13.017 TNi.
Sementara untuk biji nikel, Perseroan menargetkan 1 juta ton untuk penjualan lokal. Untuk penjualan biji bauksit hingga akhir tahun ditargetkan bisa mencapai 1,2 juta ton untuk pasar ekspor. Sedangkan penjualan emas ditargetkan dapat menyentuh angka 18 ton.
Khusus emas, Apriliandi mengatakan akan fokus memperluas pasar domestik. "Kita lihat para pelanggan saat ini sudah menyadari bahwa bisa emas menjadi alat investasi, sehingga peluangnya sangat besar di pasar domestik," tutur Apriliandi.
Pada semester I 2020 ini, Antam mencatatkan laba bersih sebesar Rp 84,82 miliar. Laba tersebut turun 80,18 persen dibandingkan capaian yang diperoleh pada paruh pertama 2019 yang mencapai Rp 428 miliar.