REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTAG -- "Rumahku habis, hangus terbakar api," ucap Reza, berlinang air mata kepada tim Sigab PPPA Daarul Quran/ . Ia menangis, sembari meratapi rumahnya yang sudah habis dilahap si jago merah pada Ahad (23/8) pagi lalu.
Nasib nahas yang menimpa Reza turut menghancurkan semua mimpi-mimpinya. Dari peralatan sekolah hingga buku-buku pelajaran yang sejak dulu digunakan untuk belajar kini sudah tiada.
Anak dari seorang buruh bangunan ini tak sendiri. Ia dan puluhan teman sebayanya harus menanggung nasib yang sama; kehilangan rumah, barang berharga dan harta benda lainnya hingga tak tersisa. Lebih daripada itu, kehilangan semangat masa depan adalah hal yang kini mulai menghantui mereka.
Hanya tembok batu yang terlihat masih berdiri kokoh, ditemani bekas bakaran api yang menghitam. Tidak terbayangkan, betapa dahsyatnya kobaran api yang dengan cepat menghanguskan 75 rumah ini.
Kebakaran dahsyat di Pasar Pannampu, Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar itu terjadi pada Ahad (23/8), sekitar pukul 06:00 WITA. Atas kejadian itu, sebanyak 75 rumah penduduk hangus. Akibatnya, sebanyak 490 Jiwa Penduduk dari 108 Kepala Keluarga kehilangan tempat tinggal.
Sejak Senin (24/8), Tim Siaga Bencana dari PPPA Daarul Qur'an Makassar sudah berada di lokasi untuk melakukan assessment dan membantu para korban membersihkan puing-puing rumahnya yang terbakar. Selain itu, mereka juga mendata kebutuhan mendesak para korban seperti sembako, makanan, air minum, kompor dan gas elpiji, tenda, karpet, pakaian baru, selimut, sarung, dan perlengkapan bayi.
Kini, PPPA Daarul Qur'an Makassar tengah membuka donasi untuk para korban agar segera pulih. Dari donasi tersebut, selanjutnya akan didistribusikan kepada para korban, termasuk Reza dan keluarganya.