REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi virus Korona jenis baru (Covid-19) yang mengakibatkan adanya gelombang krisis ekonomi membuat umat Islam harus siaga membentengi akidah dari upaya pemurtadan.
Ketua Umum Ikatan Dai Seindonesia (Ikadi) KH Ahmad Satori Ismail mengatakan, kemiskinan yang terjadi akibat wabah Covid-19 ini harus ditanggulangi secara bersama-sama. Kerja sama tersebut salah satunya dilakukan oleh para dai yang berasal dari Ikadi di seluruh Indonesia.
“Kafir dan fakir itu dekat sekali. Maka kita berupaya jangan sampai kefakiran ini mendekatkan umat kita kepada kekafiran, naudzubillah,” kata Ahmad Satori saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (26/8).
Untuk membantu menanggulangi permasalahan ekonomi, Ikadi berupaya menggalang usaha dan memberikan motivasi untuk para dai agar menyebarkan pesan dan aksi kesejahteraan ekonomi. Caranya dengan berjejaring dan merekatkan kembali ukhuwah Islamiyah. Tak sedikit dari dai-dai di Ikadi yang berupaya memberikan pembinaan dan motivasi untuk memproduksi bahan-bahan yang dibutuhkan.
“Kami manfaatkan networking. Para produsen yang usahanya mandek, kami coba bantu pasarkan, yang belum berproduksi kami dorong untuk berproduksi,” ujar dia.
Di sisi lain, Ikadi kerap menggelar seminar online untuk menggerakkan kembali jaringan ukhuwah tersebut. Tujuannya supaya pesan saling tolong-menolong, bersabar, dan tidak patah semangat dalam keadaan krisis dapat terus disampaikan. Apabila ada permasalahan yang cenderung bersinggungan dengan kebutuhan pokok, akidah umat pun tak goyah.
Kiai Satori juga mengimbau kepada seluruh dai agar tetap memberikan tema-tema khutbah dengan semangat memotivasi dan optimisme.Dia pun menjelaskan, jejaring umat sejatinya dapat dimulai dari masjid. Apabila kerja sama dapat ditindaklanjuti dengan memperhatikan protokol Covid-19, kemakmuran rumah-rumah di sekitar masjid dapat diupayakan.