REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk optimistis pasar batu bara masih menjanjikan dalam waktu panjang. Tak hanya itu, pada tahun depan perseroan optimistis pasar batu bara akan kembali menggeliat.
Direktur Keuangan Adaro Energy, Lie Lukman menjelaskan memang tak bisa dipungkiripandemi Covid-19 membuat permintaan menjadi terdampak. Namun, ia melihat kebutuhan batu bara jangka panjang khususnya di negara berkembang di Asia masih tinggi.
"Kondisi karena impact covid ini, demand agak sedikit tertekan, tapi kita yakin dalam jangka panjang demand batu bara sangat meyakinkan. Batu bara sebagai sumber energi murah ini akan diandalkan trutama di negara berkembang. Jadi kita optimistis dalam jangka panjang demand masih cukup kuat," ujar Lukman, dalam public expose, Jumat (28/8).
Lukman juga menjelaskan untuk bisa menstabilkan kembali kondisi keuangan perusahaan berbagai upaya efisiensi dilakukan Adaro. Lukman merinci efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan antara lain adalah meningkatkan efektivitas alat tambang dan juga logistik. Hal ini sangat bisa menekan biaya produksi.
"Kita mencoba untuk membuat program elektrifikasi dengan cara kita memperbaiki cycle tank kita baik di tambang maupun di logistik. Kita lakuan peningkatan efisiensi dan efektivitas working hour di tambang. Itu effort kita untuk meningkatkan produksi dengan efisiensi," ujar Lukman.
Untuk pasar dalam negeri, Direktur Adaro Indonesia, Henry Tan menilai kebutuhan batu bara dalam negeri juga masih sangat menjanjikan. Sebab, kata Henry, akan banyak PLTU yang mulai beroperasi mulai tahun depan berdasarkan target RUPTL yang dirancang PLN.
Henry hanya berharap pandemi ini segera berlalu sehingga konsumsi listrik kembali naik dan optimalisasi operasional PLTU kembali normal. "Bisa saja, kebijakan pemerintah adalah misalnya untuk memberdayakan PLTU baru. Ini bergantung lagi atas kebutuhan industri dan listrik, roda perekonomian juga. Kalau dari kami, ini kami harus melihat secara detail dari tiap customer kita," ujar Henry.