Senin 31 Aug 2020 23:36 WIB

Indef: Penerapan Protokol Kesehatan Harus Lebih Tegas

Penerapan protokol kesehatan akan sangat mempengaruhi pemulihan ekonomi.

Petugas Satpol PP Kota Denpasar menegur pengunjung agar menggunakan masker dalam sosialisasi protokol kesehatan COVID-19 di Pasar Kreneng, Denpasar, Bali, Jumat (28/8/2020). Pemerintah Provinsi Bali berencana memberikan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan COVID-19 mulai 7 September mendatang.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas Satpol PP Kota Denpasar menegur pengunjung agar menggunakan masker dalam sosialisasi protokol kesehatan COVID-19 di Pasar Kreneng, Denpasar, Bali, Jumat (28/8/2020). Pemerintah Provinsi Bali berencana memberikan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan COVID-19 mulai 7 September mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kajian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meminta pemerintah lebih tegas dalam menerapkan aturan protokol kesehatan di masyarakat. Ini agar tujuan untuk kembali mendorong ekonomi dapat tercapai.

"Penerapan aturan protokol kesehatan harus tegas agar masyarakat patuh sehingga jumlah terpapar Covid-19 tidak bertambah. Kesehatan menjadi tujuan penting dari ekonomi agar terhindar dari resesi," ujar peneliti Indef Rusli Abdullah ketika dihubungi di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Menurut dia, disiplin menerapkan protokol kesehatan menjadi penting untuk menghentikan penyebaran virus. Isu kesehatan, lanjut dia, akan menghasilkan manfaat besar bagi masyarakat dan menambah daya saing untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan. "Masyarakat sehat maka ekonomi akan ikut bergerak tumbuh juga," ucapnya.

Selain disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan, Rusli mengatakan, masyarakat diminta untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi. "Makanan perlu diperhatikan, harus bergizi agar tidak mudah terserang penyakit. Ada program bansos tunai dari pemerintah, bisa digunakan untuk membeli makanan yang bergizi, secara tidak langsung dampaknya juga pada terjaganya daya beli," katanya.

Maka itu, ia meminta masyarakat untuk tidak menempatkan dana bansos tunai untuk investasi, melainkan untuk konsumsi.

Sebelumnya, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menyatakan bahwa pemulihan kesehatan dan perekonomian secara bersamaan menjadi fokus pemerintah dalam melewati pandemi Covid-19. "Yang kami tanamkan sekarang ini adalah kesehatan pulih, ekonomi bangkit," ujar Erick Thohir yang juga Menteri BUMN.

Erick Thohir mengatakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional memiliki tiga fokus utama yang meliputi Program Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, dan Indonesia Tumbuh.

Program Indonesia Sehat, kata dia, di antaranya meliputi sosialisasi perubahan perilaku secara luas melibatkan seluruh stakeholders dan komunitas masyarakat, akselerasi test PCR, lacak dan karantina secara nasional hingga transformasi sistem kesehatan dan BPJS berkualitas.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement