Selasa 01 Sep 2020 08:08 WIB

Harga Minyak Dunia Jatuh karena Ketidakpastian Permintaan

Analis mengatakan pasar global dapat tetap kelebihan pasokan bahan bakar.

Harga minyak dunia (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak mentah global melemah pada akhir perdagangan Senin (31/8) atau Selasa (1/9) pagi WIB. Harga minyak mentah Brent tergelincir dari level tertinggi lima bulan karena permintaan global tetap di bawah tingkat sebelum Covid-19, sementara produksi minyak Amerika Serikat naik tipis.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November, merosot 53 sen atau 1,2 persen menetap di 45,28 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 36 sen atau 0,8 persen menjadi ditutup pada 42,61 dolar AS per barel.

Baca Juga

Brent masih menutup Agustus dengan kenaikan 7,5 persen, kenaikan bulanan kelima berturut-turut. WTI mencatat kenaikan bulanan keempat di 5,8 persen setelah mencapai tertinggi lima bulan 43,78 dolar AS per barel pada 26 Agustus ketika Badai Laura melanda.

Namun, dengan negara-negara ekonomi utama di seluruh dunia belum pulih dari penguncian virus corona, analis mengatakan pasar dapat tetap kelebihan pasokan bahan bakar. Harga minyak berada di bawah tekanan karena investor terus mengkhawatirkan prospek permintaan minyak mentah di tengah ketidakpastian Covid-19.

“Masalah permintaan tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan nyata,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.

Pada saat yang sama, produksi minyak AS naik 420 ribu barel per hari pada Juni menjadi 10,44 juta barel per hari, kata Badani Informasi Energi AS (EIA), memberikan tekanan lebih lanjut pada harga.

Produksi minyak di Gulf Coast AS lebih rendah karena perusahaan-perusahaan energi melanjutkan upaya untuk memulihkan platform dan kilang mereka yang ditutup sebelum dua badai melanda pekan lalu.

“Masih ada beberapa kekhawatiran tentang dampak-dampak tertinggal dari Badai Laura dan apa artinya bagi operasi kilang serta dampak pada permintaan dan ekspor,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.

Departemen Energi AS mengatakan situs Cadangan Minyak Strategis Hackberry Barat di Louisiana "mengalami kerusakan yang cukup parah" akibat Badai Laura.

Perusahaan minyak nasional Abu Dhabi mengatakan kepada pelanggannya pada Senin (31/8) bahwa mereka akan mengurangi pasokan Oktober sebesar 30 persen, naik dari pemotongan lima persen pada September, seperti yang diarahkan oleh pemerintah Uni Emirat Arab untuk memenuhi komitmennya terhadap perjanjian OPEC+ baru-baru ini.

Perkiraan pertumbuhan Jerman 2021 yang sedikit membaik dan survei pada Senin (31/8) menunjukkan kekuatan di sektor jasa China mendukung harga minyak, kata para analis, tetapi rintangan untuk minyak mentah ke depannya tetap ada.

Impor minyak mentah China pada September akan turun untuk pertama kalinya dalam lima bulan karena rekor volume minyak mentah disimpan di dalam dan di luar importir terbesar dunia itu, data dari Refinitiv dan Vortexa menunjukkan.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement