REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Sebagai pelatih sepak bola senior, Carlo Ancelotti memiliki tanggung jawab untuk meraih trofi saat ia setuju menangani Everton sejak Desember tahun lalu. Menurut jurnalis Liverpool Echo, Adam Jones, gelar adalah bukti kualitas Don Carlo, panggilan akrab Ancelotti. Sebab, sudah lama lemari Everton tidak diisi oleh piala baru.
"Lebih dari 25 tahun sejak Everton terakhir kali merebut trofi Piala FA. Hanya final (Piala FA) di tahun 2009 menjadi tempat tertinggi di kompetisi," katanya seperti dikutip dari Liverpool Echo, Selasa (1/9).
Menurutnya, Ancelotti juga wajib membawa the Toffies melenggang ke panggung kompetisi Eropa. Jika tidak bisa menyabet gelar juara, setidaknya Everton dapat lolos ke Liga Europa.
Hal senada disampaikan jurnalis Liverpool Echo lainnya, Chris Beesley. Ia mengatakan, Ancelotti mengemban tugas untuk mengincar satu piala atau meloloskan Everton ke Liga Champions.
Di satu sisi, tugas itu dinilai berat karena Anceloti hanya mampu mempertahankan posisi Everton di papan tengah klasemen akhir Liga Primer Inggris musim lalu. Hal ini yang membuat Chris berpendapat torehan gelar atau tembus Liga Champions adalah prestasi.
"Dua tujuan itu terlihat sebagai tugas yang sulit, terutama jika melihat hasil Liga Primer musim 2019/20," ujarnya.
Ia meminta Ancelotti untuk merekrut beberapa pemain baru agar skuat Everton lebih tajam. Chris berharap, Ancelotti memanfaatkan jendela transfer musim panas sebaik mungkin.
"Selama 30 tahun saya menonton Everton, ada banyak tim dengan talenta yang lebih buruk tapi bisa berjuang keras untuk menghadapi Everton. Mengubah tim menjadi lebih tajam adalah kewajiban dan tantangan bagi Ancelotti," ujarnya.
Jurnalis ketiga Liverpool Echo, Sam Caroll menyampaikan tanggung jawab Ancelotti yang paling minimal adalah mengerek Everton ke peringkat delapan besar klasemen.
Menurutnya, Ancelotti bukan tukang sihir yang dapat memperbaiki tim dengan cara instan. Untuk itu, ia meminta Ancelotti untuk membangun skuat dari bursa transfer pertengahan tahun ini agar tim-tim besar sedikit demi sedikit dapat terkejar.
"Dengan merekrut beberapa pemain bagus dan menembus delapan besar. Di mata saya hal tersebut sudah menjadi kesuksesan pertama baginya," kata Sam.