REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan mengutuk keras majalah Prancis, Charlie Hebdo yang menerbitkan kembali karikatur Nabi Muhammad. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Zahid Hafeez Chaudhri mengatakan tindakan yang menyinggung sentimen umat Islam tak bisa dibenarkan sebagai kebebasan pers atau pun kebebasan berekspresi.
"Pakistan mengutuk dengan tegas keputusan majalah Prancis, Charlie Hebdo menerbitkan kembali karikatur Nabi Muhammad yang sangat ofensif," kata Chaudhri dalam akun Twitter seperti dilansir Abna pada Kamis (3/9).
Ia mengatakan tindakan tersebut telah merusak aspirasi global untuk hidup berdampingan secara damai dan kerukunan sosial antaragama. Diketahui Charlie Hebdo merupakan sebuah majalah sayap kiri Prancis yang mempunyai rekam jejak penerbitan konten yang menghina dan anti agama.
Majalah itu pernah menerbitkan karikatur nabi Muhammad pada 2012 dan 2015 yang memprovokasi umat Islam dan memicu demonstrasi di seluruh dunia. Sebelumnya Chaudhri juga telah memperingatkan tentang gelombang baru Islamofobia di eropa, ia mengecam insiden penodaan Al Quran di Swedia dan Norwegia yang terjadi baru-baru ini.