REPUBLIKA.CO.ID, HALMAHERA -- Dai Tangguh merupakan program unggulan BMH di bidang dakwah. Peran Dai Tangguh sangat strategis dalam membina dan mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama anak-anak di pedesaan dan pedalaman.
Seperti yang dilakukan oleh dai tangguh BMH di Halmahera Timur, Ustadz Ahmad Qomaruddin.
Setiap hari, tepatnya sore hari hingga tiba waktu shalat Isya' pria keturunan Jawa itu tekun membina anak-anak Suku Togutil belajar Islam, mulai dari iqra' hingga praktik bersuci dan sholat. Suku Togutil merupakan suku asli di pedalaman Halmahera, Maluku utara.
"Alhamdulillah, inilah keseharian kami di pedalaman bersama anak-anak Suku Togutil. Keadaan semakin membaik berkat telah berdirinya mushala semi permanen dari papan yang telah menjadikan suasana belajar kian kondusif," terang Ustadz Ahmad yang merupakan junior dari Ustadz Nur Hadi (Dai Tangguh BMH yang sebelumnya juga membina mualaf Suku Togutil).
Ustadz Ahmad, sapaan akrabnya, merasa hidupnya berarti dengan melaksanakan dakwah di Desa Patlean, Kecamatan Maba Utara, Halmahera Timur.
"Saya bersyukur karena diri saya yang seperti ini bisa juga memberi arti bagi mereka di sini," ungkapnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Sebelumnya BMH telah sukses membangun mushola yang memudahkan Dai Tangguh mendidik anak-anak dan warga Suku Togutil.
"Alhamdulillah, pembinaan mualaf Suku Togutil berjalan kian baik, terutama setelah mushala berhasil dibangun. Ke depan, sumur bor nampaknya menuntut segera diadakan guna menambah kemudahan Dai Tangguh, anak-anak dan warga Suku Togutil belajar dan memenuhi kehidupan mereka sehari-hari," tutup Kepala BMH Perwakilan Maluku Utara, Arif Ismail.
Ikuti Whatsapp Channel Republika