Kamis 03 Sep 2020 14:44 WIB

Pemkot Bandung Ingatkan Tren Covid-19 di Bandung yang Naik

Jumlah kasus positif aktif covid-19 di Bandung 104 orang, dan 49 orang meninggal.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengingatkan masyarakat tentang tren penyebaran Covid-19 di Bandung yang mengalami peningkatan. Hingga Rabu (2/9) sore, jumlah kasus positif aktif covid-19 di Bandung mencapai 104 orang dan 49 orang lainnya meninggal dunia.

"Saya lihat estimasi reproduksi (penyebaran) naik terus meskipun di bawah satu yah, tapi naik dan ada kecenderungan meningkat," ujar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Balai Kota Bandung, Kamis (3/9).

Baca Juga

Ia mengaku belum dapat memastikan apakah peningkatan kasus Covid-19 karena hasil tes uji usap yang terus menerus dilakukan atau potensi terjadinya gelombang kedua serta penularan yang lebih cepat. Yana mengajak seluruh masyarakat untuk selalu waspada dan menerapkan protokol kesehatan. 

"Pandemi ini tidak bisa diselesaikan (hanya) pemerintah, butuh partisipasi dari warga selama standar protokol kesehatan dilakukan minimal masker. Partisipasi warga menggunakan masker minimal tidak menularkan dan tidak tertular," ungkapnya.

Sejauh ini katanya, kebijakan relaksasi di beberapa sektor yang dilakukan tidak menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19. Menurutnya, pihaknya sangat berhati-hati dan bertahap menjalankan relaksasi di sektor ekonomi. 

"Sebetulnya alhamdulillah, kita kelonggaran sangat hati-hati, sepengetahuan saya sih tidak ada relaksasi kelonggaran jadi klaster, tapi itu jangan sampai ada," katanya.

Terkait sejumlah daerah yang menerapkan kebijakan jam malam, Yana menilai hal tersebut dilakukan karena tren penyebaran Covid-19 yang naik dan kepatuhan warga menerapkan protokol kesehatan berkurang. Namun, ia mengungkapkan pihaknya belum berencana memberlakukan jam malam di Bandung.

"(Jam malam) orang enggak boleh lakukan aktivitas dibatasi dan ini mirip dengan PSBB sebetulnya, di Bandung belum ada jam malam," katanya.

Yana menegaskan jika jam malam diberlakukan maka seluruh aktivitas diberhentikan termasuk relaksasi sejumlah sektor akan dicabut. Oleh karena itu pihaknya mengajak masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan sehingga tidak terjadi kebijakan jam malam.

"Kalau jam malam diterapkan ditutup lagi semua. Mudah-mudahan jangan, warga sebenarnya lelah, di PSBB dan cukup pengawasan dan kesadaran, kita imbau terus," katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement