REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membukukan pendapatan sebesar 1.469,17 juta dolar AS atau sekitar Rp 21,49 triliun pada semester I 2020, dengan asumi kurs tengah rata-rata semester I tahun 2020 sebesar Rp 14.624 per dolar AS. Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu (5/9), mengungkapkan pencapaian kinerja keuangan semester I Tahun 2020 dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini tripledown effect.
Pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari kinerja operasional penjualan gas sehingga PGN konsolidasi mencatat laba operasi sebesar 193,09 juta dolar AS dan EBITDA sebesar 390,17 juta dolar AS.
Di tengah tekanan kinerja dikarenakan kondisi eksternal, PGN tetap berupaya menjaga kinerja operasional dan keuangan khususnya dalam melayani kebutuhan gas bumi nasional.
Dampak pandemi Covid-19, turunnya harga migas dunia dan melemahnya kurs rupiah terhadap dolar juga mempengaruhi. Kondisi tersebut berpengaruh pada usaha PGN terutama sektor hulu yang tergantung pada pasar, terutama harga minyak dan gas serta harga LNG.
Rendahnya harga minyak dan gas menyebabkan penurunan pendapatan sektor hulu sedangkan biaya pengoperasian tidak serta merta mengikutinya.
Harga minyak gas dan bumi yang tidak sebaik proyeksi yang dilakukan pada akhir tahun 2019, berpengaruh pada pendapatan dari upstream dan recoverability aset-aset di hulu yang dikelola PT Saka Energi Energi Indonesia (SEI).
Faktor-faktor di atas menyebabkan laba konsolidasi yang diatribusikan ke entitas induk pada semester I tahun 2020 menjadi sebesar 6,7 juta dolar AS. Untuk semester II, manajemen berupaya maksimal untuk meningkatkan pendapatan perseroan dan tetap disertai dengan efisiensi dari sisi biaya sehingga di semester II diharapkan kinerja keuangan menjadi lebih baik.
Arie menjelaskan untuk posisi keuangan PGN konsolidasi saat ini dalam kondisi cukup baik dengan posisi kas dan setara kas per 30 Juni 2020 sebesar 1,24 miliar dolar AS. Posisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2019 yaitu sebesar 1,04 miliar dolar AS.
Demikian juga kemampuan perseroan dalam memenuhi kewajibannya, masih baik dengan current ratio per 30 Juni 2020 sebesar 230 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan current ratio per 31 Desember 2019 sebesar 197 persen.
“Sebagai respons terhadap dampak Covid-19 dan menjaga kinerja perseroan, PGN tetap mengembangkan pembangunan infrastruktur dengan mengambil kebijakan optimasi efisiensi yang tidak terkait langsung dengan pendapatan dan kehandalan jaringan pipa. Selain itu dilaksanakan optimalisasi arus kas melalui prioritas anggaran investasi. Dengan begitu, diharapkan PGN tetap mampu memberikan kinerja positif di tengah perlambatan ekonomi nasional dan global,” papar Arie.
Selama periode Januari – Juni 2020 PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 2.016 BBTUD. Dengan rincian, volume distribusi sebesar 811 BBTUD dan volume transmisi sebesar 1.294 BBTUD.
Arie juga mengungkapkan, penurunan distribusi dan transmisi gas disebabkan oleh penurunan permintaan saat diberlakukannya PSBB beberapa waktu lalu. Hampir seluruh sektor pelanggan, khususnya di sektor komersial, industri seperti restoran, pusat perbelanjaan, hotel, dan produsen baja terdampak dan menutup produksi karena pandemi Covid-19.
Dampak pandemi Covid-19 sempat menjadi kendala dalam pengembangan infrastruktur dan layanan gas bumi. Namun PGN tetap melaksanakan pembangunan sehingga pada periode Januari-Juni 2020, sehingga total pelanggan PGN tercatat lebih dari 417.000 pelanggan.