Senin 07 Sep 2020 13:51 WIB

Turki Gelar Latihan Militer di Tengah Konflik dengan Yunani

Turki dan Yunani telah terlibat dalam sengketa perairan di Mediterania Timur.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Wilayah ladang gas dan minyak lepas pantai di Medite timur yang disengkatakan Yunani dan Turki.
Foto: google.com
Wilayah ladang gas dan minyak lepas pantai di Medite timur yang disengkatakan Yunani dan Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Angkatan bersenjata Turki memulai latihan tahunan di Siprus Utara, Ahad (6/9). Langkah ini dilakukan menyusul ketegangan yang terus meningkat antara Turki dan Yunani di Mediterania timur.

Perburuan cadangan gas dan minyak Turki di perairan yang diklaim juga oleh Yunani telah membebani hubungan antara kedua anggota NATO tersebut. Saat ketegangan memuncak, Wakil Presiden, Fuat Oktay, menyatakan militer Turki memulai latihan yang disebut "Badai Mediterania" dengan Komando Keamanan Siprus Turki yang wilayahnya hanya diakui Ankara.

Baca Juga

Siprus terbagi antara selatan yang dikelola Siprus Yunani yang merupakan negara anggota UE dan Siprus Turki di utara. Turki telah menempatkan puluhan ribu tentara di bagian utara pulau itu sejak invasi 1974.

"Prioritas keamanan negara kami dan TRNC [Republik Turki Siprus Utara] sangat diperlukan, bersama dengan solusi diplomatik di Mediterania timur," kata Oktay dikutip dari Aljazirah.

Kementerian Pertahanan Turki juga melaporkan tentang latihan militer yang berlangsung hingga Kamis (10/9). Latihan itu dilakukan di wilayah Siprus Utara ini setelah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel membahas perkembangan di Mediterania timur dalam panggilan telepon pada Ahad.

Sehari sebelumnya, Erdogan telah mengancam Yunani tentang pembicaraan masalah Mediterania atau Turki akan mengerahkan pasukan. "Mereka akan memahami bahasa politik dan diplomasi, atau di lapangan melalui pengalaman pahit," ujarnya.

Prancis mengatakan konflik Turki yang meningkat dengan Yunani dan Siprus akan menjadi subjek utama pada pertemuan Dewan Eropa bulan ini, dengan sanksi akan dipertimbangkan terhadap Ankara. Menteri Luar Negeri, Jean-Yves Le Drian, mengatakan dia dan rekan-rekannya di negara-negara Uni Eropa lainnya telah membahas berbagai pembalasan yang dapat dilakukan sehubungan dengan Turki.

Le Drian mendesak Erdogan untuk memulai pembicaraan mengenai ambisinya di Mediterania Timur secepat mungkin dan di pertemuan Dewan Eropa. "Terserah Turki untuk menunjukkan bahwa masalah ini ... dapat didiskusikan. Jika demikian, kita dapat membuat lingkaran yang baik untuk semua masalah di atas meja," katanya.

Turki memulai usaha eksplorasi hidrokarbon yang didukung militer di perairan antara Yunani dan Siprus pada 10 Agustus. Langkah ini meningkatkan ketegangan di wilayah Mediterania Timur. Yunani menanggapi dengan latihan angkatan laut untuk mempertahankan wilayah maritimnya, yang kemudian didukung oleh pengerahan fregat dan jet tempur Prancis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement