Ahad 30 Aug 2020 06:15 WIB

Turki akan Gelar Latihan Militer di Perairan Siprus

Latihan digelar saat ketegangan antara Turki dan Yunani di Laut Tengah memanas

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Militer Turki. Turki mengatakan mereka akan menggelar latihan di lepas pantai Siprus selama dua pekan ke depan. Ilustrasi.
Foto: AP
Militer Turki. Turki mengatakan mereka akan menggelar latihan di lepas pantai Siprus selama dua pekan ke depan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki mengatakan mereka akan menggelar latihan di lepas pantai Siprus selama dua pekan ke depan. Pengumuman pada Sabtu (29/8) ini disampaikan saat ketegangan antara Turki dan Yunani di Laut Tengah kian memanas.

Ketegangan antara kedua anggota NATO itu meningkat setelah kedua negara menandatangani perjanjian perbatasan maritim yang saling bertentangan. Turki membuat kesepakatan dengan Libya sementara Yunani dengan Mesir.

Baca Juga

Bulan ini Turki mengirimkan kapal survei ke perairan Siprus yang disengketakan. Kedua belah pihak menggelar latihan militer di sebelah timur Laut Tengah.Hal ini menambah potensi ketegangan menjadi konfrontasi langsung.

Dua pekan lalu kapal fregat Yunani dan Turki yang membayangi kapal survei minyak dan gas milik Turki, Oruc Reis, bertabrakan. Kementerian Pertahanan Turki mengatakan pesawat tempur F-16 mereka mencegah pesawat F-16s Yunani masuk ke wilayah tempat Turki beroperasi. 

Pada Jumat (28/8) Turki mengeluarkan notifikasi Navtex (NAVigational TEleX), yang biasanya digunakan untuk menyampaikan pesan kepada pelaut. Navtex itu menyebutkan dari Sabtu hingga 11 September Turki akan menggelar 'latihan tembakan' di barat laut Siprus.

Diplomat Uni Eropa mengatakan blok tersebut sedang menyiapkan sanksi terhadap Turki. Sanksi-sanksi yang diberlakukan karena berselisih dengan Yunani tersebut dapat dibahas dalam pertemuan pada akhir September.

Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengkritik rencana Uni Eropa tersebut. Sanksi-sanksi Uni Eropa dapat diterapkan pada individu, kapal, atau larangan untuk menggunakan pelabuhan Eropa sehingga menahan eksplorasi Turki.

"Uni Eropa tidak tulus mengenai aktivitas yang kami lakukan di batas kontinental kami sendiri di timur Mediterania. Satu sisi menyuarakan dialog dan di sisi lain membuat rencana yang berbeda," kata Oktay di media sosial Twitter.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement