Senin 07 Sep 2020 09:38 WIB

Prancis: Turki Terancam Sanksi Uni Eropa

Le Drian desak Erdogan untuk memulai pembicaraan soal ambisinya di Mediterania Timur.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Turkish Presidency via AP, Pool
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, menyatakan, konflik Turki yang meningkat dengan Yunani dan Siprus akan menjadi subjek utama pada pertemuan Dewan Eropa bulan ini, Ahad (6/9). Paris pun mempertimbangkan pengajuan sanksi terhadap Ankara.

Le Drian mengatakan, dia dan rekan-rekan di negara-negara Uni Eropa lainnya telah membahas berbagai pembalasan yang dapat dilakukan sehubungan dengan langkah Turki di Mediterania Timur.  Kepala diplomatik Uni Eropa, Josep Borrell, juga telah meningkatkan kemungkinan sanksi terhadap Ankara.

Baca Juga

Namun, pertimbangan sanksi ini masih belum mendapatkan dukungan dari negara-negara Uni Eropa lainnya. Namun, Le Drian mendesak Erdogan untuk memulai pembicaraan mengenai ambisinya di Mediterania Timur segera dan saat pertemuan Dewan Eropa yang dijadwalkan pada 24 dan 25 September.

"Terserah Turki untuk menunjukkan bahwa masalah ini ... dapat didiskusikan. Jika demikian, kita dapat membuat lingkaran yang baik untuk semua masalah di atas meja," kata Le Drian kepada radio France Inter.

Dikutip dari Ahram, Le Drian menolak untuk merinci jenis sanksi yang bisa dihadapi Ankara. Namun, dia menekankan akan ada serangkaian tindakan untuk menanggapi sikap Turki di Mediterania. "Kami tidak kekurangan pilihan, dan dia tahu itu," katanya mengacu pada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Ancaman Prancis ini muncul setelah Turki memulai usaha eksplorasi hidrokarbon yang didukung militer di perairan antara Yunani dan Siprus pada 10 Agustus, sehingga meningkatkan ketegangan di Mediterania timur. Langkah Turki ditanggapi Yunani dengan latihan angkatan laut dalam upaya menjaga wilayah maritimnya. Upaya ini pun kemudian didukung oleh pengerahan fregat dan jet tempur milik Prancis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement