Selasa 08 Sep 2020 08:36 WIB

Iran Ancam Hukum Karyawan tak Patuh Protokol Kesehatan

Iran memerintahkan badan pemerintah atau swasta tidak memberi layanan bagi pelanggar

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Orang Iran mengenakan masker wajah pergi berbelanja di sekitar bazaar besar Teheran di Teheran, Iran, ilustrasi
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Orang Iran mengenakan masker wajah pergi berbelanja di sekitar bazaar besar Teheran di Teheran, Iran, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Pemerintah Iran mengancam akan memberikan hukuman kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran protokol kesehatan selama pandemi virus corona jenis baru (Covid-19). Menurut keputusan yang disahkan oleh Satgas Covid-19 negara itu, badan pemerintah maupun swasta tidak diperbolehkan memberi layanan kepada individu yang tidak memakai masker atau yang tidak mematuhi jarak sosial. 

Keputusan itu menginstruksikan kementerian untuk mengambil tindakan terhadap karyawan yang gagal menerapkan pedoman kesehatan. Pada 6 September, Jamshid Ansari, kepala Organisasi Urusan Administrasi dan Perekrutan Iran, mengeluarkan daftar melingkar hukuman bagi pegawai pemerintah dan direktur yang gagal memberlakukan pedoman kesehatan yang dikeluarkan oleh Satgas Covid-19 Nasional.

Baca Juga

Orang yang pertama kali melanggar aturan akan diberi peringatan dan hal itu tidak akan mempengaruhi catatan pekerjaan mereka. Namun jika melakukan pelanggaran lebih lanjut, mereka akan menghadapi hukuman. 

Setiap kali melanggar peraturan, hukuman akan menjadi lebih serius. Jika seorang karyawan pemerintahan telah sebanyak lima kali mengabaikan peraturan, ia akan diskors hingga tiga bulan dan tidak memiliki hak untuk mengajukan banding atas hukuman tersebut.

Sementara itu, pada 5 September, banyak sekolah di seluruh Iran yang secara resmi dibuka kembali. Dilansir Iran Wire, tak sedikit Siska yang merasa terpaksa pergi ke sekolah karena pemerintah memaksa. 

Namun, kebijakan pembukaan kembali bervariasi dari satu daerah ke daerah lain di Iran. Di beberapa wilayah di mana jumlah kasus virus corona meningkat atau tingkat kewaspadaan tinggi, sekolah hanya kembali dibuka secara daring. 

Banyak dari mereka tidak dapat mengetahui apakah sekolah dibuka atau tindakan pencegahan apa yang diambil karena saluran telepon ke sekolah dan departemen pendidikan setempat sulit dijangkau. Termasuk situs web Kementerian Pendidikan Iran yang dilaporkan tidak berfungsi dengan baik. 

Keputusan pemerintah membuka kembali sekolah mengundang kritik dari sejumlah pejabat dan serikat pekerja, termasuk orang-orang di media sosial. Serikat Guru Teheran mengeluarkan pernyataan sangat khawatir tentang pembukaan kembali sekolah karena dianggap dapat membahayakan nyawa serta kesejahteraan guru dan siswa.

Pernyataan itu juga mengkritik ambiguitas dalam pedoman pembukaan kembali sekolah karena sangat bergantung pada staf pengajar untuk melindungi kesehatan siswa, termasuk juga kesehatan mereka sendiri. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement