Ahad 13 Sep 2020 18:06 WIB

Benarkah Saham RI Sempat Rontok Rp 300 T? Ini Opini Analis

Kapitalisasi pasar saham bergerak fluktuatif berdasarkan kondisi saat ini.

Rep: Puti Almas/ Red: Andri Saubani
Petugas kebersihan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (10/9).BEI menghentikan sementara secara otomatis perdagangan saham (trading halt) karena IHSG turun sebesar 5 persen pada level 4.892,87 atau turun 257,49 poin.Penghentian dilakukan pada Kamis (10/9) pagi pukul 10.36 WIB.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika
Petugas kebersihan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (10/9).BEI menghentikan sementara secara otomatis perdagangan saham (trading halt) karena IHSG turun sebesar 5 persen pada level 4.892,87 atau turun 257,49 poin.Penghentian dilakukan pada Kamis (10/9) pagi pukul 10.36 WIB.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengumuman pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara total oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Rabu (9/9) lalu menuai kritik karena dianggap membuat pasar saham di Indonesia mengalami kerugian. Hal ini disampaikan oleh Badan Anggaran DPR Said Abdullah yang menilai bahwa pernyataan ‘bombastis’ dan ‘dramatis’ Anies mengakibatkan  perdagangan saham yang rontok mencapai Rp 300 triliun.

Menurut Bayu Pahleza dari PT OSO Manajemen Investasi, prediksi kerugian saham atau disebut dengan rontok atau hangus hingga Rp 300 triliun adalah kapitalistasi. Ia menyebut, bahwa memang hal itu mengkhawatirkan, namun kapitalisasi bergerak fluktuatif berdasarkan kondisi saat ini.

Baca Juga

“Sedangkan, investor pelaku pasar modal lebih fokus terhadap nilai wajar dan nilai di masa yang akan datang terhadap suatu surat berharga terutama saham,” ujar Pahleza kepada Republika, Ahad (13/9).

Dengan demikian, Bayu mengatakan, selama investor masih percaya terhadap fundamental perusahaan dan negara, kapitalisasi itu dengan sendirinya akan kembali naik. Ia juga mengatakan, pasar tidak hanya reaktif dengan pengumuman tentang PSBB total yang akan diberlakukan kembali.