REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengumuman pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara total oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Rabu (9/9) lalu menuai kritik karena dianggap membuat pasar saham di Indonesia mengalami kerugian. Hal ini disampaikan oleh Badan Anggaran DPR Said Abdullah yang menilai bahwa pernyataan ‘bombastis’ dan ‘dramatis’ Anies mengakibatkan perdagangan saham yang rontok mencapai Rp 300 triliun.
Menurut Bayu Pahleza dari PT OSO Manajemen Investasi, prediksi kerugian saham atau disebut dengan rontok atau hangus hingga Rp 300 triliun adalah kapitalistasi. Ia menyebut, bahwa memang hal itu mengkhawatirkan, namun kapitalisasi bergerak fluktuatif berdasarkan kondisi saat ini.
“Sedangkan, investor pelaku pasar modal lebih fokus terhadap nilai wajar dan nilai di masa yang akan datang terhadap suatu surat berharga terutama saham,” ujar Pahleza kepada Republika, Ahad (13/9).
Dengan demikian, Bayu mengatakan, selama investor masih percaya terhadap fundamental perusahaan dan negara, kapitalisasi itu dengan sendirinya akan kembali naik. Ia juga mengatakan, pasar tidak hanya reaktif dengan pengumuman tentang PSBB total yang akan diberlakukan kembali.