REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih menyediakan bus gratis untuk mengurai penumpang kereta rel listrik (KRL) di Bogor. Tercatat terdapat 26 bus yang mengangkut 510 penumpang.
Jumlah itu terdiri dari 15 bus dari Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) yang mengangkut 380 penumpang. Kemudian, 11 bus dari Pemprov DKI Jakarta yang mengangkut 130 penumpang.
Direktur Angkutan Jalan pada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Aca Mulyana menjelaskan tak terjadi kepadatan penumpang. Aca mengatakan, lengangnya penumpang ditengarai banyaknya calon penumpang yang work from home (WFH) lantaran adanya pengetatan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta.
"Kemungkinan karena diberlakukan PSBB di Jakarta," kata Aca di Kota Bogor, Senin (14/9).
Selain itu, Aca mengatakan, pihaknya juga kembali membatasi penumpang bus. Dia menjelaskan, bus dari Perum PPD mulanya berkapasitas 30 penumpang. Namun, saat ini dikurangi menjadi 25 penumpang.
"Bus sekolah DKI Jakarta dari kapasitas 17 penumpang menjadi 12 penumpang," jelas Aca.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menjelaskan, bus untuk mengurai penumpang KRL di Bogor masih disediakan meskipun diberlakukannya PSBB secara ketat di DKI Jakarta. Dedie menjelaskan, bus bantuan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang KRL.
"Kan kita berhitung, kemarin ada 75 bus, yang terpakai 50, kita kirim 50 yang terpakai 30," ucap Dedie.
Rencana bus gratis masih berlaku hingga Desember 2020. Namun, dia menjelaskan, keputusan tetap menyediakan atau menarik bus gratis masih dipertimbangkan berdasarkan data.
"Intinya mengatur kondisi berdasarkan data dan fakta. Tapi kita pakai asumsi juga yang mendekatkan pada fakta lapangan," ucapnya.
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto menjelaskan bus gratis harus tetap disediakan. Sebab, PSBB secara ketat di DKI direncanakan selama dua pekan.
Atang menilai, WFH kantor di DKI Jakarta tak berlaku bagi semua perusahaan selama PSBB secara ketat di DKI Jakarta. Oleh karena itu, layanannya tranportasi publik harus tetap diperhatikan untuk menghindari kerumaunan.
"Karena kita juga tidak mengetahui jumlah penumpang turun dan kapan naik. Sehingga harus tetap disiapkan transportasi publik yang memungkinkan agar tidak terjadi penumpukan," ungkap Atang.
Berdasarkan data PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) hingga pukul 08.00 WIB, penumpang KRL sebanyak 92.546 orang. VP Corporate Communications KCI Anne Purba menjelaskan jumlah itu berkurang 19 persen dibandingkan Senin (7/9) yang mencapai 114.075 penumpang pada waktu yang sama.
Di Stasiun Bogor, Anne memerinci, jumlah penumpang KRL sebanyak 6.920 orang atau turun 17 persen dibandingkan pekan lalu. Sementara itu, di Stasiun Bojonggede tercatat 6.899 penumpang atau turun 4 persen, Stasiun Citayam sebanyak 6.590 penumpang atau turun 18 persen, dan di Stasiun Bekasi tercatat 5.224 penumpang atau turun 25 persen.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook