Senin 14 Sep 2020 23:08 WIB

Ini Perincian Pembatasan Transportasi DKI Selama PSBB

Dishub DKI berharap operator transportasi mematuhi aturan pembatasan selama PSBB.

Rep: Eva Rianti/ Red: Andri Saubani
Penumpang menaiki bus transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Senin (14/9). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatasi jumlah penumpang dan waktu operasional   transportasi umum seperti transjakarta, MRT, LRT, dan KRL maksimal 50 persen dari kapasitas full pada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara total mulai hari ini hingga 27 September 2020 mendatang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penumpang menaiki bus transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Senin (14/9). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatasi jumlah penumpang dan waktu operasional transportasi umum seperti transjakarta, MRT, LRT, dan KRL maksimal 50 persen dari kapasitas full pada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara total mulai hari ini hingga 27 September 2020 mendatang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta melakukan sejumlah pembatasan transportasi yang diberlakukan pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kali ini. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan petunjuk teknisnya secara detail.

"Kami sudah siapkan secara rinci petunjuk teknisnya. Harapannya, para operator kendaraan umum dan juga para pemilik kendaraan pribadi dapat mematuhi dan menjalankan dengan baik petunjuk teknis ini," tuturnya dalam keterangan tertulis, Senin (14/9).

Baca Juga

Pembatasan transportasi tersebut diatur dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Nomor 156 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar Bidang Transportasi. Pembatasan yang dilakukan diantaranya pada kapasitas angkut kendaraan bermotor dan pengaturan posisi duduk penumpang dan jam operasional angkutan umum dalam trayek, angkutan perkeretaapian, dan angkutan perairan.

Selain itu juga jam operasional prasarana transportasi beserta fasilitas penunjangnya. Tak ketinggalan juga terkait operasional ojek online dan ojek pangkalan, serta angkutan barang.

Pembatasan itu, terang Syafrin, dilakukan tidak lain sebagai suatu langkah memutus mata rantai penularan Covid-19. "Memutus mata rantai Covid-19 adalah kerja bersama, termasuk dalam mobilitas kita sehari-hari. Maka, perlu kedisiplinan tinggi untuk keselamatan bersama,” ungkapnya.  

Berikut rincian pembatasan penumpang dan jam operasional untuk kendaraan bermotor umum di Jakarta:

1.    MRT Jakarta

Jumlah maksimal yang boleh diangkut: 60 orang per kereta

Jam operasional:

• 14 – 16 September 2020 beroperasi pada pukul 05.00 – 22.00, dengan headway / jarak antarrangkaian kereta pada weekdays selama 5 – 10 menit;

• 17 – 20 September 2020 beroperasi pada pukul 05.00 – 20.00, dengan headway / jarak antarrangkaian kereta pada weekdays selama 10 menit;

• dan 21 September sampai dengan seterusnya beroperasi pada pukul 05.00 – 19.00, dengan headway / jarak antarrangkaian kereta pada weekdays selama 10 menit.

• Sedangkan, untuk weekend, headway / jarak antarrangkaian kereta selama 10 menit.

2.    LRT Jakarta

Jumlah maksimal yang boleh diangkut: 30 orang per kereta

Jam operasional:

• 14 – 16 September 2020 beroperasi pada pukul 05.30 – 21.00, dengan headway / jarak antarrangkaian kereta pada weekdays selama 10 menit;

• 17 – 20 September 2020 beroperasi pada pukul 05.30 – 20.00, dengan headway / jarak antarrangkaian kereta pada weekdays selama 10 menit;

• dan 21 September sampai dengan seterusnya beroperasi pada pukul 05.30 – 19.00, dengan headway / jarak antarrangkaian kereta pada weekdays selama 10 menit.

• Sedangkan, untuk weekend, headway / jarak antarrangkaian kereta selama 10 menit.

3.    KRL Jabodetabek

Jumlah maksimal yang boleh diangkut: 74 orang per kereta

Jam operasional:

• 14 – 16 September 2020 beroperasi pada pukul 05.00 – 21.00,

• 17 – 20 September 2020 beroperasi pada pukul 05.00 – 20.00,

• dan 21 September sampai dengan seterusnya beroperasi pada pukul 05.00 – 19.00.

4.    Kereta Api Jarak Jauh

Jumlah maksimal yang boleh diangkut:

-    Eksekutif: 25 orang per kereta

-    Bisnis: 30 orang per kereta

-    Ekonomi: 30 orang per kereta

5.    Bus Transjakarta

Jumlah maksimal yang boleh diangkut:

- Bus Tempel: 60 orang per bus

-    Bus Besar: 30 orang per bus

-    Bus Sedang: 15 orang per bus

-    Bus Kecil: 6 orang per bus

Jam operasional:

• 14 – 16 September 2020 beroperasi pada pukul 05.00 – 22.00, dengan headway / jarak antarrangkaian bus saat jam sibuk adalah 3 – 5 menit, di luar jam sibuk adalah 10 – 15 menit;

• 17 – 20 September 2020 beroperasi pada pukul 05.00 – 20.00, dengan headway / jarak antarrangkaian bus saat jam sibuk adalah 5 – 15 menit, di luar jam sibuk adalah 15 – 30 menit;

• dan 21 September sampai dengan seterusnya beroperasi pada pukul 05.00 – 19.00, dengan headway / jarak antarrangkaian bus saat jam sibuk adalah 5 – 15 menit, di luar jam sibuk adalah 15 - 30 menit.

6.    Angkutan Umum Reguler

- Bus Besar: 1 baris 2 orang dipisahkan oleh gang

- Bus Sedang: 1 baris 2 orang dipisahkan oleh gang

- Bus Kecil (kursi berhadapan): 6 orang (1 pengemudi di depan, 2 penumpang di sisi kiri belakang, 3 penumpang di sisi kanan belakang)

- Bus Kecil (kursi 4 baris):6 orang (1 pengemudi, 1 penumpang di baris kedua, 2 penumpang di baris ketiga, 2 penumpang di baris keempat)

- Bus Kecil (kursi 5 baris): 8 orang (1 pengemudi, 1 penumpang di baris kedua, 2 penumpang di baris ketiga, 2 penumpang di baris keempat, 2 penumpang di baris kelima)

- Bajaj: 2 orang (1 pengemudi dan 1 penumpang)

Jam operasional:

• 14 – 16 September 2020 beroperasi pada pukul 05.00 – 22.00,

• 17 – 20 September 2020 beroperasi pada pukul 05.00 – 19.00,

• dan 21 September sampai dengan seterusnya beroperasi pada pukul 05.00 – 19.00.

7.    Taksi / angkutan sewa khusus berkursi 2 baris: 3 orang (1 pengemudi, 2 penumpang di belakang).

8.    Taksi / angkutan sewa khusus berkursi 3 baris: 4 orang (1 pengemudi, 2 penumpang di baris kedua, 1 penumpang di baris ketiga).

9.    Kapal angkutan perairan Pulau Seribu (Seat 3-3): 1 baris 2 orang dipisahkan oleh gang

Jam operasional: 05.00 – 18.00, hanya pada hari Senin – Jumat, khusus untuk warga ber-KTP Kepulauan Seribu, ASN, TNI/POLRI, dan petugas lainnya yang bertugas di Kepulauan Seribu dengan menunjukkan Tanda Pengenal dan Surat Tugas.

Sementara itu, untuk pembatasan operasional ojek online dan ojek pangkalan, yaitu:

1.    Diperbolehkan mengangkut penumpang dengan menerapkan protokol kesehatan,

2.   Pengemudi ojek online dan ojek pangkalan dilarang berkerumun lebih dari 5 orang dan menjaga jarak parker antarsepeda motor minimal 2 meter saat menunggu penumpang,

3.  Perusahaan aplikasi wajib menerapkan teknologi Geofencing agar pengemudi yang berkerumun pada 1 titik lokasi tidak mendapatkan order perjalanan penumpang,

4.    Jika poin 2 dan 3 tidak dipatuhi oleh pengemudi dan perusahaan aplikasi, maka dilakukan pelarangan pengangkutan penumpang,

5.  Pengawasan pembatasan operasional pada poin 4 dilakukan selama 3 hari sejak berlakunya SK dan menjadi dasar evaluasi dilakukan pelarangan kegiatan pengangkutan penumpang.

Sedangkan, rincian pembatasan dan jam operasional kendaraan angkutan barang di Jakarta, meliputi:

1.    Mobil barang berkursi 1 baris: 2 orang (1 pengemudi, 1 penumpang di sisi kiri);

2.  Mobil barang berkursi 2 baris: 3 orang (1 pengemudi, 1 penumpang di sisi kiri, 1 penumpang di bagian tengah).

Adapun angkutan barang yang diperbolehkan beroperasi selama masa PSBB, di antaranya angkutan barang untuk kebutuhan pokok, untuk kegiatan kantor atau instansi pemerintah, dan untuk kegiatan kantor Perwakilan Negara Asing / Organisasi Internasional dalam menjalankan fungsi diplomatik atau konsuler sesuai ketentuan hukum internasional.

Demikian juga untuk kegiatan BUMN / BUMD yang turut serta dalam penanganan Covid-19, kegiatan 11 sektor esensial yang memang diizinkan selama PSBB, dan kegiatan organisasi kemasyarakatan lokal dan internasional yang bergerak di bidang kebencanaan.

photo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginjak rem darurat dengan mengetatkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) - (republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement