REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat Arry Yuswandi berharap kepala daerah yakni bupati dan wali kota se-Sumatra Barat memberdayakan setiap RSUD untuk menangani pasien positif covid. Karena bila semua pasien positif covid yang memiliki gejala dirujuk ke rumah sakit rujukan, bisa mengakibatkan rumah sakit rujukan tersebut penuh.
Saat ini rumah sakit rujukan covid-19 di Sumbar ada RSUP M Djamil Padang, Rumah Sakit Achmad Muchtar Bukittinggi, Rumah Sakit Semen Padang, Rumah Sakit Unand, Rumah Sakit Rasidin Padang, Rumah Sakit Hermina, RS TNI Reksodiwiryo dan Rumah Sakit Pariaman.
"Gubernur juga sudah membuat edaran ke bupati walikota supaya juga memanfaatkan rumah umum sakit daerah sebagai tempat untuk pelayanan pasien Covid, ringan tentunya. Karena kalau semuanya diarahkan ke provinsi khawatirnya nanti memang terlalu banyak," kata Arry, Selasa (15/9).
Selama ini RSUD yang ada di setiap kabupaten dan kota sudah melayani pasien covid yang ditangani dengan isolasi mandiri di rumah. Artinya menurut dia, RSUD punya SDM yang mampu untuk menangani pasien positif covid. Ia berharap RSUD juga siap melayani rawat inap pasien positif covid supaya tidak semuanya dirujuk ke RS rujukan covid.
Arry membantah RS rujukan covid-19 di Sumbar penuh. Ia menyebutkan RSUP M Djamil, RSUD Rasidin, RS Pariaman masih punya kapasitas untuk menampung pasien positif covid bergejala.
Memang ada RS Covid yang sempat penuh seperti RSAM, dan RS Unand. Tapi kondisi itu menurut Arry tidak berlangsung lama. Karena bisa saja ketika suatu hari RS tersebut penuh, keesokkannya bisa punya kapasitas berlebih lagi karena sudah ada pasien yang dinyatakan negatif dan dipulangkan.
"Kadang-kadang kan rumah sakit ini ada yang sembuh ada yang pulang, jadi memang kalau misalnya tadi pagi penuh bisa jadi sore ini bisa kosong lagi," ucap Arry.