REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di Indonesia surat Yasin sering dibaca umat Islam terutama pada malam Jumat dan dalam acara tertentu.
Biasanya surat ini sering dibaca khusus untuk memohon hajat dalam zikir dan doa. Meskipun sebagian orang mengkategorikannya sebagai bidah namun ulama Mazhab Syafii bersandar pada asal daripada segala sesuatu adalah boleh atau mubah sampai ada dalil yang membuktikan keharamannya.
Dalam buku Rahasia 7 Surat Pilihan tulisan Mohamad Zaki Abdul Hali mengatakan dari Abu Dawud dan Ibnu Majah dalam kitab sunnahnya, Ma'qil bin Yasar menyebut bahwa Rasulullah pernah berkata:
اقْرَءُوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس “Bacakanlah surah Yasin kepada orang mati di antara kamu.”
Dalam kitab Subulus Salam karya Ash-Shon'ani, pengertian mautakum dalam hadits di atas adalah orang yang dalam sakaratul maut.
Riwayat Abu Darda dan Abu Dzar, Rasulullah bersabda, “Tiada yang meringankan siksa seseorang setelah meninggal dunia ketika sakaratul maut melainkan dibacakan surat Yasin di sisinya.”
Orang yang membaca Yasin juga akan diijabah segala hajatnya. Dalam kitab Fadhail Al-A'mal karya Maulana Muhammad Zakariya al-Kandahlawi, dari Atha bin Abi Rabah, Rasulullah bersabda:
من قرأ يس حين يُصبِح أُعطِى يُسْرَ يومِه حتى يُمسِى
“Barang siapa membaca Yasin pada permulaan hari, dipenuhi segala keperluannya.” Kemudian akan diampunkan dosa bagi yang membacanya pada malam dan siang hari, dosa yang telah lalu.
Dan pahalanya seperti membaca dan mengkhatamkan 10 kali Alquran. Rasulullah SAW bersabda: “مَن قرأ يس كَتَب الله بقراءتها قراءة القرآن عشر مرات دون يس” Barangsiapa membaca Yasin Allah mencatat bacaannya layaknya bacaan Alquran 10 kali di luar Surat Yasin.” (HR al-Hakim).