Kamis 17 Sep 2020 17:25 WIB

Covid-19 Berdampak Buruk untuk Ginjal

Kasus kerusakan ginjal pada pasien Covid-19 tampak meningkat.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Unit Dialisis di rumah sakit. Penelitian di AS menunjukkan cedera ginjal akut (AKI) terjadi pada 46 persen pasien Covid-19 dan seperlima dari mereka membutuhkan dialisis.
Foto: Istimewa
Unit Dialisis di rumah sakit. Penelitian di AS menunjukkan cedera ginjal akut (AKI) terjadi pada 46 persen pasien Covid-19 dan seperlima dari mereka membutuhkan dialisis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi virus corona jenis baru (Covid-19), penyakit yang menjadi pandemi saat ini dapat berdampak sangat buruk untuk ginjal. Organ tubuh ini diyakini dapat rusak serta meningkatkan risiko pasien membutuhkan dialisis ginjal.

Dalam sebuah studi terbaru, tim peneliti memperingatkan bahwa dokter harus bersiap menghadapi peningkatan signifikan kasus penyakit ginjal kronis akibat pandemi. Penelitian mencakuo analisis data dari hampir 4.000 pasien Covid-19 berusia 18 tahun ke atas yang dirawat di Rumah Sakit Mount Sinai, New York, Amerika Serikat (AS) antara 27 Februari hingga 30 Mei.

Baca Juga

Cedera ginjal akut (AKI) terjadi pada 46 persen pasien Covid-19 dan seperlima dari mereka membutuhkan dialisis. Penelitian yang diterbitkan pada 3 September di Journal of American Society of Nephrolog ini juga menunjukkan angka kematian di rumah sakit adalah 50 persen di antara meraka yang mengalami AKI.

Penelitian juga menunjukkan hanya 30 persen dari mereka yang mengembangkan AKI bertahan dan mengalami pemulihan ginjal. Penulis utama studi, yang juga merupakan salah satu direktur Covid Informatics Center dan asisten profesor kedokteran (nefrologi) di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, di New York, Girish Nadkarni mengatakan, tim bergulat dengan banyak ketidakpastian tentang bagaimana virus corona jenis baru akan berdampak pada ginjal dalam jangka panjang.

"Kami mungkin menghadapi epidemi penyakit ginjal pasca Covid-19 dan pada gilirannya, bisa berarti lebih banyak pasien yang memerlukan dialisis ginjal dan bahkan transplantasi," jelas Nadkarni.

Penulis studi senior Benjamin Glicksberg yang merupakan profesor genetika dan ilmu genom di Icahn School of Medicine dan Institute for Digital Health juga mengatakan, pihaknya telah megumpulkan data tentang AKI dan kelainan ginjal lain yang terkait dengan Covid-19. Prioritas pertama adalah harus mengidentifikasi pasien secara dini, termasuk mengganggu perkembangan penyakit ginjal.

"Kami saat ini menggunakan pembelajaran mesin untuk membangun model. yang dapat memprediksi hasil seperti ini, yang akan dinilai di Mount Sinai Hospital dan disebarluaskan ke rumah sakit lain lainnya," jelas Glicksberg.

Nadkarni mengatakan bahwa banyaknya kasus AKI dan kebutuhan dialisis yang sangat besar dalam kaitannya dengan Covid-19 belum pernah terjadi sebelumnya. Penemuan ini dapat membantu sistem kesehatan mempersiapkan tingkat tinggi disfungsi ginjal pada pasien infeksi virus corona jenis baru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement