Jumat 18 Sep 2020 12:57 WIB

Joe Biden dan Donald Trump Saling Serang Soal Covid-19

Joe Biden menolak klaim Donald Trump mengenai ketersediaan vaksin Covid-19

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Joe Biden (kanan)
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan calon presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat, Joe Biden (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden menolak klaim Presiden Donald Trump, yang mengatakan vaksin virus corona akan tersedia beberapa pekan lagi. Biden memperingatkan kata-kata Trump tidak bisa dipercaya.

"Gagasan akan ada vaksin dan semuanya akan baik-baik saja tidak masuk akal," kata Biden dalam acara stasiun televisi CNN di aula kota Moosic, Pennsylvania, Jumat (18/9).

Baca Juga

Pada Rabu (16/9) lalu Trump kembali mengatakan vaksin Covid-19 akan siap didistribusikan sebelum pemilihan presiden 3 November. Sebagian besar pakar kesehatan termasuk direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Robert Redfield menegaskan vaksin baru tersedia pada pertengahan 2021.

Trump menuduh Biden menyebarkan retorika 'anti-vaksin', sementara Biden menekankan mengenai keamanan vaksin ia mendengarkan para ilmuwan bukan presiden. Acara CNN ini menjadi acara pertama Biden di televisi sejak ia resmi menjadi calon presiden Partai Demokrat bulan lalu.

Acara itu memberi kesempatan bagi orang-orang yang mendukungnya untuk melihat mantan wakil presiden itu ditelevisi. CNN menyebut acara tersebut sebagai 'drive-in town hall'. Para peserta tetap berada di dalam mobil untuk memastikan jaga satu sama lain.

Biden menghabiskan petang itu untuk menyerang ketidakmampuan Trump mengatasi pandemi virus corona, termasuk rekaman yang dipublikasikan wartawan Bob Woodward yang menunjukkan Trump memang sengaja meremehkan virus corona yang mematikan.

"Dia tahu dan tidak melakukan apa-apa, itu hampir sama dengan kriminal," katanya.

Trump mengatakan ia ingin menghindari kepanikan massal. Biden mengatakan ia tidak memiliki wewenang untuk mewajibkan masyarakat memakai masker.  Padahal, satu hari sebelumnya ia mengatakan presiden dapat mewajibkan masker ketika masa darurat nasional diberlakukan.  

Namun, ia berjanji mendorong semua gubernur mewajibkan pemakaian masker. Biden juga mengkritik sikap Trump yang mempertanyakan keefektifan dan efisiensi masker.

Dalam acara yang digelar dekat tempat ia lahir yakni Scranton, Biden mengambil kesempatan untuk membandingkan latar belakangnya dengan Trump. Ia mengatakan Presiden tumbuh besar di 'Park Avenue' dari keluarga kaya.

"Orang seperti saya yang menjadi generasi pertama dari keluarganya yang masuk perguruan tinggi, kami sebaik semua orang, dan orang seperti Trump yang mewarisi semuanya dan menyia-nyiakan semua yang mereka warisi, adalah orang-orang yang selalu bermasalah dengan saya," katanya.  

Ia mengatakan akan menerima hasil pemilu, sebuah sikap yang bertolak belakang dengan sikap Trump. Pengusaha real-estate itu mengatakan akan menolak hasil pemilu karena ia mengklaim pemungutan suara dengan surat menyebabkan kecurangan besar-besaran.

Pakar pemilihan umum mengatakan di AS sangat jarang terjadi kecurangan. Pemungutan suara melalui surat sudah lama dilakukan di banyak negara bagian.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement