Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Konsumen ponsel pintar China bergegas membeli gawai rakitan Huawei yang mendapat dukungan chip Kirin; Huawei Mate 30. Mengapa mereka melakukan itu? Apa dampaknya?
Mengutip Reuters, Jumat (18/9/2020), para konsumen cemas kalau pembatasan akses Amerika Serikat (AS) terhadap HUawei akan segera menghentikan produksi perangkat premium Huawei.
Karena naiknya permintaan, harga perangkat itu pun naik. "Harga ponsel Huawei baru dan bekas terus meningkat selama sebulan terakhir, rata-rata sekitar 400-500 yuan (sekitar Rp874 ribu-1,1 juta)," ujar salah satu vendor ponsel di Huaqiangbei, Shenzhen, China.
Baca Juga: Induk Usaha TikTok Janji Mau IPO di Amerika, Asalkan ....
Baca Juga: Gim Among Us Catat Kenaikan Unduhan 127%, Pendapatan Hampir Rp50 M!
Pada Januari 2020, harga Huawei Mate 30 ada di kisaran 10 ribu yuan (sekitar Rp21,8 juta). Kini, harga jualnya mencapai 14 ribu yuan (30,5 juta) di pasaran. Sementara itu, di pasar daring, harga Huawei Mate 30 juga ada di kisaran angka tersebut.
Salah satu vendor bercerita, konsumen cemas dengan pasokan komponen untuk ponsel Huawei yang baru. "Harga ponsel Huawei semakin mahal, tapi itulah hukum penawaran dan permintaan. Jika orang-orang menyukai mereknya, mereka akan membayar lebih," imbuh vendor yang mengaku bernama Xiao.
Sekadar informasi, pemerintah AS mencegah sebagian besar perusahaan AS berbisnis dengan Huawei. Trump dan jajarannya mengatakan, Huawei merupakan kaki tangan pemerintah China. Sementara itu, Huawei berulang kali membantah tuduhan itu.
Bahkan, AS memperketat pembatasan itu demi menekan akses chip Huawei ke pasar komersial pada bulan lalu; membuat TSMC menghentikan pengiriman komponen ke Huawei.
Bos Eksekutif Bisnis Konsumen Huawei, Richard Yu kemudian mengatakan, "Huawei akan berhenti memproduksi chip Kirin pada 15 September karena tindakan AS Menyetop pasokan teknologi untuk unit pembuat chip Huawei.