Ahad 20 Sep 2020 08:48 WIB

Pandemi, Dunia Seolah Memasuki Perang Generasi Keenam

Saat ini, perang tersebut membenturkan semua manusia dengan musuh yang tak terlihat.

Sekjen Kementerian Pertahanan Laksamana Madya Agus Setiadji (kiri).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sekjen Kementerian Pertahanan Laksamana Madya Agus Setiadji (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra

Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan wabah virus corona. Berita merebaknya sebuah virus baru dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, dilaporkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019. Hampir bisa dipastikan tidak seorang pun mengira realitas dunia akan berubah total seperti ini, baik aspek politik, sosial, ekonomi, budaya maupun pertahanan dan keamanan.

Hal ini merupakan fenomena luar biasa yang terjadi di bumi pada abad ke-21. Dikutip dari buku Ekonomi Pertahanan Menghadapi Perang Generasi Keenam karya Laksamana Madya (Purn) Agus Setiadji, kondisi sekarang skalanya mungkin dapat disamakan dengan Perang Dunia II, karena semua kegiatan yang melibatkan orang banyak ditunda dan bahkan dibatalkan.

Sementara saat WHO mencatat kematian pertama akibat Covid-19 pada 11 Januari 2020, dunia tetap bergeming. Sebagian barangkali mengira kejadian ini hanya akan terjadi di Wuhan, tidak menjalar ke belahan dunia lain. Melihat kegentingan situasi dan makin meluasnya sebaran virus serta ditemukannya data penularan telah terjadi secara lokal di banyak negara, dirjen WHO mengumumkan kondisi kegawatdaruratan kesehatan dunia pada 30 Januari 2020.

Hal itu memberikan isyarat kuat kepada dunia bahwa wabah yang berawal dari satu kota tersebut telah menyebar ke tempat lain dan berpotensi membawa dampak luar biaa terhadap populasi dunia. Bila negara tidak seera bersiap menghadapinya, risiko yang dihadapi sangat besar, mengenai semua risiko pembangunan.

Selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan periode 2019-2020, penulis menyebut, dalam menghadapi pandemi Covid-19, dunia seolah-olah dipaksa untuk masuk ke situasi yang setara dengan Perang Dunia III. Atau juga dunia seolah sedang memasuki perang generasi keenam. Saat ini, perang tersebut membenturkan semua manusia dengan musuh yang tak terlihat wujudnya.

Pertanyaannya adalah, apabila pandemi adalah sebuah perang yang harus dimenangi, apa yang harus dilihat, dikaji, dan dikerjakan secara kolektif sebagai warga dunia serta apa yang setiap negara harus lakukan di medan peperangannya masing-masing? Menurut penulis, rasa solidaritas tinggi dibutuhkan antara individu dan antarbangsa.

Kesehatan populasi sejatinya mempunya nilai politis amat besar, karena dampaknya pada kehidupan politik, ekonomi, komersial, hingga kebebasan individu. Inilah dasar dari pernyataan "kesehatan adalah pilihan politis". Sebab, tanpa keberpihakan pemimpin pada kesehatan penduduknya, berbagai aspek kehidupan bernegara akan mandek.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement