REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Menteri Informasi Yaman menuduh Iran mengekspor terorisme dan kekacauan di wilayah tersebut. Tuduhan itu dilontarkan Moammar al-Eryani pada Senin, menyusul langkah Amerika Serikat yang kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran.
"Rezim Teheran mengeksploitasi perjanjian [nuklir] untuk memperluas kebijakan permusuhannya dan untuk mengekspor terorisme, kekacauan, dan kekerasan, dengan tujuan menggoyahkan keamanan dan stabilitas di negara-negara kawasan," kata al-Eryani.
Al-Eryani menuduh Iran mendestabilisasi wilayah tersebut melalui kelompok pemberontak Houthi Yaman, Hizbullah Lebanon, Al-Qaeda, dan kelompok teror Daesh/ISIS.
Dia menegaskan bahwa Teheran menggunakan kelompok semacam itu untuk menargetkan sumber energi dan rute pengiriman serta mengancam kepentingan internasional.
Al-Eryani kemudian menyerukan pengetatan pembatasan untuk mencegah penjualan dan ekspor senjata ke Iran, yang sebagian digunakan oleh kelompok Houthi untuk membunuh warga Yaman dan merusak upaya yang dilakukan untuk mengakhiri perang dan membawa perdamaian ke Yaman.
Pada Minggu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan semua sanksi PBB diberlakukan kembali terhadap Iran, termasuk perpanjangan embargo senjata secara permanen.
Iran dan penandatangan perjanjian nuklir 2015 lainnya menentang tindakan tersebut, dengan mengatakan bahwa langkah itu cacat secara hukum karena Washington sudah menarik diri dari kesepakatan itu pada Mei 2018.