REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerapan protokol kesehatan menjadi fokus utama bergulirnya lanjutan Liga 1 Indonesia pada 1 Oktober. Apabila ada masyarakat yang kedapatan memaksa datang ke stadion maka klub bisa diganjar dengan hukuman kalah.
Sanksi itu diungkapkan langsung komisaris Persib Bandung Umuh Muchtar setelah mengikuti Manager Meeting Extraordinary Competition beberapa hari lalu di Bandung. Menurutnya, meski dalam pertandingan salah satu klub menang atas lawannya, mereka bisa diputuskan kalah apabila ditemukan penonton yang nekat datang ke stadion.
"Sekarang bukan dikurangi poin tapi bisa dianggap kalah. Mudah-mudahan kepada semua Bobotoh sayang lah kepada Persib, kalau sudah tidak pandemi kita bebas lagi nonton tidak masalah," ujar Umuh dalam laman Liga Indonesia yang dipantau di Jakarta, Selasa (22/9).
Dalam rapat itu Umuh mengatakakan bahwa operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) meminta kepada setiap klub untuk mengarahkan suporternya agar tak datang ke stadion karena laga dipastikan digelar tanpa penonton.
Para fans juga tak boleh membuat kerumunan di luar stadion, guna memutus rantai penularan COVID-19 yang hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mengalami penurunan.
"Kalau suporter sayang sama timnya sendiri harus ikuti aturan. Sudah ada aturannya dari PSSI pertandingan tidak ada penonton. Kalau memaksakan datang (ke stadion) itu tidak boleh," katanya.
Begitu pula dengan aktivitas nonton bareng, di masa pandemi ini suporter diimbau untuk tidak memancing hal-hal yang mengundang massa banyak.
"Nonton bareng juga sama tidak boleh, harus nonton di rumah masing-masing," kata dia.
Persib akan memulai perjuangannya kembali di lanjutan Liga 1 dengan melawat lebih dulu ke kandang Madura United pada 4 Oktober. Rencananya Madura United akan menjamu tamunya itu di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Pamekasan.