REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Badan Atariksa AS (NASA) memiliki rencana besar pada 2024. NASA mengatakan dalam empat tahun ke depan, seorang perempuan pertama akan mendarat di Bulan. Astronaut ini sekaligus menjadi manusia yang kembali sejak terakhir kali misi ruang angkasa seperti ini dilakukan pada 1972.
Program yang dinamakan NASA sebagai Misi Artemis ini diperkirakan membutuhkan dana hingga 28 miliar dolar AS atau sekitar Rp 416 triliun. Biaya tersebut diperlukan hingga 2025 untuk Tahap 1.
Sebelumnya, Misi Apollo dari NASA berhasil mendaratkan manusia pertama di Bulan pada 20 Juli 1969. Hanya 12 orang sepanjang sejarah kehidupan ini yang pernah berjalan di Bulan dan seluruhnya berasal dari Amerika.
“Manusia terakhir kali berjalan di Bulan pada 1972. Namun, tidak ada diantaranya perempuan,” ujar direktur komunikasi NASA, Bettina Inclan, dilansir CNN, Rabu (23/9).
Pada Desember 2017, Presiden AS Donald Trump menandatangani Space Policy Directive 1, surat yang meminta NASA untuk mengirim manusia ke Bulan untuk pertama kalinya sejak 1972. Disebutkan bahwa hal ini diperlukan untuk eksplorasi dan penggunaan jangka panjang, serta misi ke planet lain.
NASA berharap lebih banyak eksplorasi bulan akan membantu AS membangun keberadaan strategis di luar angkasa dan menumbuhkan kemitraan internasional mereka. Satu miliar dolar dari anggaran akan digunakan langsung untuk pengembangan sistem bulan manusia komersial yang akan membawa manusia ke permukaan bulan.
Alokasi dana hingga 651 juta dolar AS akan digunakan untuk mendukung Pesawat Luar Angkasa Orion dan roket yang dibangun Boeing untuk misi Bulan, yang disebut Sistem Peluncuran Luar Angkasa atau SLS. NASA telah menghabiskan setidaknya 11,9 miliar dolar AS untuk SLS, yang seharusnya siap pada Desember 2017.
Pesawat ruang angkasa itu sudah selesai. Namun, saat ini sedang memasuki tahap inti, serta empat roket yang terpasang menjalani tes akhir sebagai persiapan untuk uji lanjutan pada September. Misi Artemis I NASA akan diluncurkan pada 2021 dengan dua uji terbang mengelilingi Bulan tanpa astronot.
Namun, NASA berencana mengirim robot menggunakan layanan pengiriman komersial untuk mengirim puluhan investigasi sains baru dan demonstrasi teknologi ke Bulan dua kali pada 2021. Sementara itu, Misi Artemis II akan diluncurkan pada 2023 dengan astronot di dalamnya dipersiapan untuk memungkinkan Artemis III membawa astronot kembali ke permukaan Bulan.
Para astronot akan dilengkapi dengan pakaian antariksa modern yang memungkinkan fleksibilitas dan pergerakan yang lebih besar daripada pakaian antariksa yang digunakan oleh astronot era Apollo lainnya. Mereka akan ditugaskan untuk mengumpulkan sampel dan melakukan berbagai eksperimen sains selama hampir tujuh hari.
Program Artemis ditujukan untuk mencari dan jika memungkinkan mengekstrak sumber daya seperti air yang dapat diubah menjadi sumber daya lain yang dapat digunakan seperti oksigen dan bahan bakar. NASA berharap dapat mengembangkan kemampuan mobilitas baru yang memungkinkan astronot menjelajahi wilayah baru Bulan.