Kamis 24 Sep 2020 12:05 WIB

Raja Salman Tegaskan Posisinya Soal Hizbullah di Sidang PBB

Hizbullah harus dilucuti agar Lebanon dapat mencapai keamanan dan kemakmuran

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Christiyaningsih
 Pendukung Hizbullah membawa potret mendiang pemimpin Hizbullah Imad Mughnyeh, plakat dan bendera Hizbullah selama protes menentang kunjungan Komandan Komando Pusat Angkatan Darat AS, Kenneth Franklin McKenzie ke Lebanon. Menurut Raja Salman Hizbullah harus dilucuti agar Lebanon dapat mencapai keamanan dan kemakmuran. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Pendukung Hizbullah membawa potret mendiang pemimpin Hizbullah Imad Mughnyeh, plakat dan bendera Hizbullah selama protes menentang kunjungan Komandan Komando Pusat Angkatan Darat AS, Kenneth Franklin McKenzie ke Lebanon. Menurut Raja Salman Hizbullah harus dilucuti agar Lebanon dapat mencapai keamanan dan kemakmuran. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Salman berpidato di sidang umum PBB kemarin. Menurut dia, Hizbullah harus dilucuti agar Lebanon dapat mencapai keamanan, stabilitas, dan kemakmuran.

Raja Salman melanjutkan, ledakan yang terjadi di Beirut pekan lalu menjadi bukti hegemoni Hizbullah. Kelompok yang didukung Iran itu, kata dia, telah mengganggu konstitusional Lebanon.

Baca Juga

Atas dasar itu, dirinya juga menegaskan Saudi akan terus mendukung rakyat Lebanon. Khususnya, pascaledakan besar yang menewaskan sedikitnya 200 orang itu.

Raja Salman juga menyebut akan mengulurkan tangan dan perdamaian pada Iran. Bahkan, dirinya juga mengklaim akan menilai positif dan terbuka mengenai hubungannya dengan Teheran.

Sejauh ini, kata dia, Saudi telah berupaya membangun hubungan baik dalam menangani permasalahan nuklir Iran. Namun, rezim Iran ia nilai malah meningkatkan aktivitasnya dan membangun jaringan terorisme.

 

“Berulang kali, seluruh dunia telah melihat rezim Iran menggunakan terorisme dan menyia-nyiakan sumber daya serta kekayaan rakyat Iran untuk mencapai proyek-proyek ekspansif yang hanya menghasilkan  kekacauan, ekstremisme, dan sektarianisme," kata dia dikutip dari Arab News, Kamis (24/9).

Raja Salman mengatakan pendekatan agresif Iran ditunjukkan tahun lalu ketika menargetkan instalasi minyak Saudi dalam serangan rudal dan pesawat tak berawak. Hal itu tentu dianggapnya melanggar hukum internasional dan juga menyerang perdamaian serta keamanan internasional.

"Pengalaman kami dengan rezim Iran telah mengajarkan kami bahwa solusi parsial dan upaya untuk menenangkan tidak menghentikan ancamannya terhadap perdamaian dan keamanan internasional," jelasnya.

Sebaliknya, dia mengatakan perlu ada solusi komprehensif dan sikap internasional yang tegas. Khususnya, yang menjamin perlakuan radikal terhadap pengejaran senjata pemusnah massal rezim Iran, pengembangan program rudal balistik, campur tangan Iran dalam urusan internal negara lain, serta dukungan Iran terhadap terorisme.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement